Powered By Blogger

Minggu, 28 April 2013

Tulisan 2 Stress

Pengertian Stress

  • Arti Penting Stress
Nenek moyang kita bergantung pada respon stress untuk hidup. Misalnya melarikan diri dari pemangsa, melawan musuh dan bertahan hidup di dunia yang tidak bersahabat. Mereka dapat bertahan hidup bila mereka berhasil merespons peristiwa yang mengancam kehidupan. Sebaliknya, sebagaian di antara mereka musnah karena tidak memiliki respons yang sama.

Pada awal peradaban manusia, stress menjadi mekanisme pertahanan hidup. saat ini stress justru menjadi penyebab berbagai rasa sakit dan penyakit dalam dunia modern.


Stress merupakan suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Dapat dikatakan juga stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi, dan lain-lain. 

Menurut Hans Selye, “Stress adalah respon manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya.”
GAS (General Adaptation Syndrom) merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stress. Respon yang terlibat didalam nya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin.
Terdapat 3 fase, yaitu :
  1. Fase Alarm (waspada)
  2. Fase Resistance (melawan)
  3. Fase Exhaustion (kelelahan) 


  • Faktor Individu

Biasanya yang menyebabkan diri individu mengalami stress berasal dari keadaan atau kondisi keluarga,seperti salah pola asuh, broken home, keadaan ekonomi yang sulit, serta kurangnya kecocokan dengan aturan keluarga. Itu semua hanya sebagian kecil faktor individu yang menyebabkan stress.
  • Faktor Sosial

Seseorang mengalami stress bukan hanya karena faktor individu saja, melainkan dikarenakan faktor sosialnya juga. Faktor sosial yang dimaksud seperti disebabkan karena bencana alam (gempa bumi, tsunami, longsor, banjir, kebakaran, dan lain-lain). Karena sebab-sebab itulah biasanya individu tersebut merasakan goncangan yang sangat kuat dan jika individu tersebut tidak bias terima keadaan tersebut maka akan menyebabkan seseorang mengalami stress. 

  • Tipe-tipe Stress
Pada dasarnya , ada tiga tipe individu. Pertama orang yang tidak dapat menjalani hidup tanpa gaya hidup yang penuh stress. Kedua, orang yang tidak dapat menjalani hidup tanpa rasa damai dan tenang. Ketiga, orang yang mampu menjalani hidup secara sempurna, dengan atau tanpa stress.Stress dalam kadar tertentu penting bagi kesehatan normal asalkan tidak melebihi kemampuan pribadi kita untuk mengatasinya.

Dan ada 4 tipe stress sebagai berikut :
  • Tekanan

Biasanya tekanan muncul tidak hanya dalam diri sendiri, melainkan di luar diri juga. Karena biasanya apa yang menjadi pandangan kita terkadang bertentangan dengan pandangan orang tua, itu yang terkadang menjadi salah satu tekanan psikologis bagi seorang anak yang akan menimbulkan stress pada anak tersebut.
  • Frustasi

Suatu kondisi psikologis yang tidak menyenangkan sebagai akibat terhambat nya seseorang dalam mencapai apa yang diinginkannya.
  • Konflik

Perbedaan pendapat, perbedaan cara pandang bahkan perbedaan pandangan dalam mencapai suatu tujuan itu akan menimbulkan konflik. Biasanya tidak hanya konflik dengan diri sendiri, banyak juga konflik ini terjadi antar beberapa orang, kelompok, bahkan organisasi.
  • Kecemasan

Khawatir, gelisah, takut dan perasaan semacamnya itu merupakan suatu tanda atau sinyal
seseorang mengalami kecemasan. Biasanya kecemasan di timbulkan karena adanya rasa
kurang nyaman, rasa tidak aman atau merasa terancam pada dirinya. 

  • Pendekatan Problem Solving Terhadap Stress
Proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan masalah berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang cermat dan akurat. Atau ketika kita mendapatkan masalah dan membuat kita stress, lebih baik kita berdoa dan memohon petunjuk dari yang Maha Kuasa.

Strategi coping yang spontan mengatasi stress, yaitu :
Menurut Lazanus, penanganan stress atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu : 

  • Problem-Pocused Coping (coping yang berfokus pada masalah)

      Penanganan stress atau coping yang digunakan oleh individu yang mengahadapi masalahnya dan        berusaha menyelesaikan
  • Emotional-Pocused Coping (coping yang berfokus pada emosi)

    Penanganan stress dimana individu memberikan respon terhadap situasi stress dengan cara emosional, terutama dengan penilaian defensive. 

    Sumber : 

    Goliszek, Andrew. 2005. :60 Second Manajemen Stres. Buana Ilmu Populer : Jakarta.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar