Powered By Blogger

Senin, 20 Januari 2014

KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN

A. Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok tersebut.

B.  Proses Komunikasi
Sebelum menjelaskan proses komunikasi lebih lanjut ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu unsur-unsur komunikasi tersebut. Menurut Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:
1.    Komunikator (siapa yang mengatakan?)
2.    Pesan (mengatakan apa?)
3.    Media (melalui saluran apa?)
4.    Komunikan (kepada siapa?)
5.    Efek (efek apa?)

Menurut sumber lain, dalam situasi komunikasi terdapat beberapa unsur yang berlangsung sehingga peristiwa komunikasi ini dapat terjadi, antara lain:
a.    Sender        :  Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah
                     orang.
b.    Encoding    : Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang.
c.    Massage     :  Pesan yang merupakan seperangkat lambing bermakna yang disampaikan
                                oleh komunikator.
d.   Media         :  Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada
                                komunikan.
e.    Decoding   : Yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang
                                disampaiakan oleh komunikator kepadanya.
f.     Receiver     : Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.
g.    Response    : Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah menerima pesan.
h.    Feedback   :  Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau
                     disampaikan kepada komunikator.
i.      Noise          :  Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai
                                akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan
                                yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

Berdasarkan paradigma Laswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:

a.    Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal.
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran atau perasaannya ke dalam lambing (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian, komunikan menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti komunikan menafsirkan lambang yang mengandung perasaan dan pikiran komunikator.
Menurut Wilbur Schramm (dalam Effendy,1994) menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni perpaduan pengalaman dan pengertian yang diperoleh komunikan. Kemudian Schramm juga menambahkan, bahwa komunikasi akan berjalan lancara apabila bidang pengalaman komunikator sama dengan dengan bidang pengalaman komunikan. Sebagai contoh: si A seorang mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai perkembangan valuta asing dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan sangat mudah dan lancara apabila pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B yang juga sama-sama mahsiswa. Seandainya si A membicarakan hal tersebut dengan si C yang seorang pemuda desa tamatan SD tentunya proses komunikasi tidak akan berjalan lancar.

b. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke daola dua komunikasi karena komunikan sebagai sarana berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon fax, radio, majalah, dan lain-lain merupakan media yang sering digunakan dalan komunikasi.
C.    Hambatan Komunikasi
Pada sebuah proses komunikasi yang terjadi terkadang kita juga akan mengalami banyak hambatan dalam berkomunikasi. Beberapa Hambatan Komunikasi adalah;
a)      Hambatan Sematik. Komunikasi yang disebabkan oleh faktor bahasa yang digunakan oleh para pelaku komunikasi.

b) Hambatan Mekanik. Komunikasi yang disebabkan oleh factor elektrik, mesin
atau media lainnya. Hambatan Antropologis. Hambatan yang disebabkan oleh perbedaan pada diri manusia.

c) Hambatan Psikologis. Hambatan yangdi sebabkan oleh fakto kejiwaan.

D.     Komunikasi Interpersonal Yang Efektif
Komunikasi dapat di katakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana di masut oleh pengirim pesan,pesan di tindak lanjuti dengan sebuah perbuatan secara suka rela oleh penerima pesan,dapat meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi,dan tidak ada hambatan untuk itu. Komunikasi interpersonal di katakan efektif,apabila memenuhi tiga persyaratan utama,yaitu :
          
1.         Pengertian yang sama dengan terhadap makna pesan.
Salah satu indikator yang dapat di gunakan sebagai ukuran komunikasi dikatakan efektif,adalah apabila makna pesan yang di kirim oleh komunikator sama dengan makna pesan yang diterima oleh komunikan. Pada tataran empiris,seringkali terjadi mis komunikasi yang di sebabkan oleh karena komunikan memahami makna pesan tidak sesuai dengan yang di maksudkan oleh komunikator.

2.      Melaksanakan pesan secara suka rela.
Indikator komunikasi interpersonal yang efektif berikutnya adalah bahwa komunikan menindak lanjuti pesan tersebut dengan perbuatan dan dilakukan secara suka rela,tidak karena di paksa. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam proses komunikasi interpersonal,komunikator dan komunikan memiliki peluang untuk memperoleh keuntungan. Komunikasi interpersonal yang baik dan berlangsung dalam kedudukan setara sangat diperlukan agar kedua belah pihak menceritakan dan mengungkapkan isi pikirannya secra suka rela,jujur,tanpa merasa takut. Komunikasi interpersonal yang efektif mampu mempengaruhi emosi pihak pihak yang terlibat dalam komunikasi itu kedalam suasana yang yaman,harmonis,dan bukan sebagai suasana yang tertekan.

3.        Meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi.
Efektivitas dalm komunikasi interpersonal akan mendorong terjadinya hubungan yang positif terhadap rekan,keluarga,dan kolega. Hal ini disebabkan pihak pihak yang saling berkomunikasi merasakan memperoleh manfaat dari komunikasi itu,sehinggamerasa perlu untuk memelihara hubungan antarpribadi. Banyak orang menjadi sukses karena memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang lain. Mereka menanamkan identitas yang positif kepada orang lain sehingga mereka memiliki image yang baik di mata masyarakat.
                                                 
E.     Komunikasi interpersonal efektif dalam organisasi yang mencakup componential & situational
Komunikasi dalam organisasi atau perusahaan dapat menentukan efektif atau tidaknya dalam suatu penyampaian pesan atau perintah antar anggota organisasi, baik antara atasan dengan bawahan (downward communication), bawahan dengan atasan (upward communication), maupun antar anggota yang jabatannya setaraf (lateral communication). Secara sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian atau transfer dan pemahaman suatu pengertian (meaning). Jadi dalam berkomunikasi, kita harus efektif menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain. Adapun berkomunikasi secara langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung. Proses berkomunikasi dimulai dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian ditransfer melalui suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh penerima. Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu organisasi mencakup dua bagian yaitu componential dan situational.
1.      Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
2.      Situasional

Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar