Powered By Blogger

Senin, 28 Oktober 2013

Tulisan 2 ( Pertemuan ke2 )

Fenomena "burnout" Dalam Organisasi
Akhir-akhir ini, perhatian makin diberikan kepada suatu fenomena yang disebut burnout yang artinya “terbakar habis”. Kondisi ini menimpa sejumlah karyawan manajemen dan pengawasan, khususnya orang-orang yang berprestasi dan para pelaku mandiri. Alasannya karena orang ini mengetahui bagaimana cara menyembunyikan kelemahan mereka dengan baik, burnout tidak kelihatan pada masa awal. Namun hal ini terlihat jelas bagi orang di sekitarnya begitu keadaan muncul.

Namun belum ada definisi umum yang diterima, burnout dapat digambarkan sebagai berkurangnya vitalitas, energi, sumber dari dalam serta kemampuan untuk berfungsi dari seseorang secara terus menerus.

Fenomena ‘ burnout’ telah telah di analisa sejak awal tahun  1970-an ( Pastore & Judd, 1992 ). Namun sampai sekarangagak sulit menemukan  definisi operational yang konkrit tentang ‘ burnout’. Freudenberger (1980: 74 ) mendefinisikan  ‘burnout’ sebagai : ” …a state of fatigue or frustration brought about by devotion to a cause, way of life, or relationship that failed to produce the expected reward.”  Sering kali banyak kekeliruan di kalangan penulis untuk menggunakan  konsep yang sama antara  ‘burnout’ dan tekanan (stress). dua istilah  ini telah digunakan secara silih berganti dalam berbagai penulisan walaupun pada hakikatnya ada perbedaan  di antara kedua-dua konsep tersebut, karena sangat sulit membedakan karena keduanya. Selain ada  persamaan ciri-ciri dan simptoms-simptomps pada individu yang mengalami masalah-masalah tersebut.

Menurut Lazarus (1966) dan Selye (1976), ” burnout is usually a result of unmediated stress, and in several theories certain stress reactions are referred to in terms that are similar to those used to describe burnout. “( Friedman, 1995). Farber (1983:3) pula menyimpulkan bahawa ” in general burnout can be conceptualized as a function of the stresses engendered by individual, work-related and societal factors “

Maslach dan Pines telah mengkaji tentang ‘burnout’ dari perpektif sosial-psikologikal. Kajian mereka telah berhasil menciptakan teori yang  dikenal sebagai Maslach Burnout Inventori. Inventori ini telah digunakan secara meluas untuk menentukan tiga faktor dalam mengukur ‘burnout’ terhadap individu. Faktor-faktor tersebut adalah dari segi keletihan emosi ( emotion exhaustion), gangguan keperibadian sendiri  (depersonalization ), dan pencapaian pribadi ( personal accomplishment ). Di samping itu, Maslach dan Pines percaya bahwa kriteria  kerja/job description/tugas dalam sebuah organisasi adalah faktor penyebab utama  lahirnya  ‘ burnout’ ( Gold & Roth, 1993 ).

Maslach dan Pines(1981) ada tiga komponen kriteria seseorang mengalami  ‘burnout’ yaitu , keletihan ( exhaustion ) fizikal, emosi dan mental. Sehubungan itu, daripada kajian Pines dan Aronson (1981), ‘ burnout’ dicirikan sebagai suatu keadaan yang dialami oleh mental-emosi dan Fisik  individu seperti kelesuan, kemurungan, optimistik, perasaan terperangkap, perasaan tidak berguna, dan perasaan energetik ( Fejgin et.al,1995 ).

Korban burnout merasa terjepit, kehabisan tenaga dan kosong. Dia merasa kecewa, sinis, mudah tersinggung dan tegang. Kepada orang lain dia terlihat marah atau depresi dan menarik diri. Setiap masalah kecil dapat menyulut rekasi kemarahan atau kehinaan. Saran-saran baik atau penawaran bantuan semuanya tidak didengar.

Korban burnout merasa bahwa kehidupan dan pekerjaannya telah kehilangan arti. Apa yang dahulunya menggairahkan dan menantang sekarang menjadi membosankan. Hari kerja seakan urusan yang menyakitkan dan membuatnya frustasi. Terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan, terlalu banyak gangguan yang tidak perlu yang harus ditahan, terlalu banyak masalah sepele yang harus diperhatikan dan tidak ada penghargaan yang dapat dibanggakan pada akhir hari kerja. Banyak orang yang menjadi korban burnout menjadi pengawas jam yang kronis, “santai”, Menghindari tanggungjawab atau orang yang sering mangkir atau mereka pergi kerja dengan cara seperti robot.

Tulisan 1 ( pertemuan ke2 )

KASUS KONFLIK DALAM ORGANISASI PSSI 

Disini saya membahas konflik dalam organisasi yaitu seperti yang terjadi dalam konfliknya PSSI yang sudah lama terjadi dan sampai sekarang belum juga ada penyelsaian yang pasti. Hal ini disebabkan oleh kurang becusnya ketua PSSI tersebut dalam mengelola organisasi itu tersebut. Padahal organisasi yang sebesar itu yang bernaung langsung dibawah pimpinan Indonesia dan organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA(Federation International Football Asosiation). Akan tetapi organisasi ini tidak menunjukan kinerja yang baik dimata masyarakan Indonesia sendiri bahkan dimata dunia. Hal utama yang menyebabkan organisasi ini gagal dan boleh dibilang kacau dikarenakan oleh pemimpin organisasi PSSI yaitu Nurdin Khalid yang telah gagal dalam memimpin dan mengelola organisasi ini. Sudah banyak kasus yang menimpa ketua umum organisasi ini, yang paling utama adalah kasus korupsi yang Ia lakukan terhadap dana-dana yang harusnya di alokasikan untuk kemajuan sepakbola di negeri kita ini , tetapi malah dimasukan dalam rekening gembung miliknya, dan itu sebagai bukti dia pernah dinyatakan sebagai terpidana atas kasus korupsi dalam PSSI . Dan akibat dari kegagalan itu FIFA melayangkan surat penurunan kepada Nurdin Khalid untuk meninggalkan kursi singgasananya sebagai ketua PSSI , akan tetapi Nurdin Khalid malah menutupi surat yang dilayangkan FIFA itu dari publik.

Sabtu, 26 Oktober 2013

Tugas 2


  • Pengorganisasian Struktur Manajemen
  1. Definisi Pengorganisasian

Definisi dan Pengertian pengorganisasian menurut para ahli sebagai berikut :

Organisasi Menurut Stoner; Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Organisasi Menurut James D.Mooney; Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi Menurut Chester I.Bernard; Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Pengertian organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Pengorganisasian.
Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.

      2. Definisi Struktur Organisasi 
Struktur organisasi mendefinisikan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan di koordinasi kan secara formal. Struktur organisasi juga dapat di definisikan adalah suatu keputusan yang diambil oleh organisasi itu sendiri berdasakan situasi, kondisi dan kebutuhan organisasi. Struktur suatu organisasi menggambarkan bagaimana organisasi itu mengatur dirinya sendiri, bagaimana mengatur hubungan antar orang dan antar kelompok. Struktur suatu organisasi ada kaitannya dengan tujuan, sebab struktur organisasi itu adalah cara organisasi itu mengatur dirinya untuk bisa mencapai tujuan yang ingin dicapainya.


    3. Pengorganisasian Sebagai Fungsi Manajemen
Salah satu fungsi manajemen adalah mengetahui pengorganisasian yang merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting karena dengan pengorganisasian berarti akan memadukan seluruh sumber-sumber yang ada dalam organisasi,baik yang berupa sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya ke arah tercapainnya suatu tujuan.pentingnya pengorganisasian sebagai fungsi yang dijalankan oleh setiap manajer atau orang-orang yang menjalankan manajemendalam setiap organisasi.Fungsi manajemen lainnya yaitu pengorganisasian,yang sama pula pentingnya dengan fungsi perencanaan karena dalam 
pengorganisasian seluruh sumber(resources) baik berupa manusia maupun yang nonmanusia harus diatur dan paduakan sedemikian rupa untuk berjalannnya suatu organisasi dalam rangkai pencapaian tujuannya.
Pemahaman tentang pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajemen,akan memberikan kejelasan bahwa proses pengaturan di dalam organisasi tidak akan selesai,tanpa diikuti oleh aktuasi yang berupa bimbingan kepada manusia yang berada di dalam organisasi tersebut,agar secara terus-menerus dapat menjalankan kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
  • PENGORGANISASIAN FUNGSI
  • ORGANIZING
  • ASAL KATA ORGANIZING
  • DEFINISI ORGANIZING
  • ORGANISASI STATIS DAN ORGANISASI DINAMIS
  • DASAR BENTUK PENGORGANISASIAN
  • FAKTOR-FAKTOR   YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM PENGORGANISASIAN
  • MANFAAT LANGKAH PENGORGANISASIAN
  • BAGAIMANA MELAKUKAN PENGORGANISASIAN
  • Actuating Manajemen
  1. Definisi Actuating 
menurut Tery berarti merangsang anggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik 25. Tugas menggerakkan dilakukan oleh pemimpin.Oleh karena itu kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peranan penting dalam menggerakkan personal sekolah melaksanakan program kerjanya. Menurut Keith Davis, actuating adalah kemampuan membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat. Menggerakkan dalam organisasi sekolah adalah merangsang guru dan personal sekolah lainnya melaksanakan tugas dengan antusias dan kemauan yang baik untuk mencapai tujuan dengan penuh semangat.Pemimpin yang efektif cenderung mempunyai hubungan dengan bawahan yang sifatnya mendukung (suportif) dan meningkatkan rasa percaya diri menggunakan kelompok membuat keputusan. Keefektifan kepemimpinan menunjukkan pencapaian tugas pada rata-rata kemajuan,keputusan kerja, moral kerja, dan kontribusi wujud kerja. Prinsip utama dalam penggerakan adalah bahwa perilaku dapat diatur, dibentuk, atau diubah dengan sistem imbalan yang positif yang dikendalikan dengan cermat. 
Dalam melaksanakan tugas penggerakan kepala sekolah merencanakan cara untuk memungkinkan guru, tenaga ke pendidikan dan personal sekolah lainnya secara teratur mempelajari seberapa baik ia telah memenuhi tujuan sekolah yang spesifik dapat meningkatkan mutu sekolah. Penggerakan yang dilakukan kepala sekolah ini dengan pengakuandan pujian atas prestasi kerja personal tersebut, karena ancaman atas kesalahan yang dilakukan oleh para personal nya hanya akan berdampak buruk dan negatif terhadap manajemen sekolah. Sanksi hanya akan diberikan, jika betul-betul ada bukti dan tidak mungkin lagi untuk dibina,jauh efisien membentuk perilaku guru, tenaga ke pendidikan, dan personal sekolah lainnya dengan menghargai hasil yang positif dan memberi motivasi kearah yang positif pula.
 
    2. Pentingnya Actuating
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.

    3. Prinsip-prinsip Actuating
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:
1. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
4. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya


  • Mengendalikan Fungsi Manajemen
  1. Definisi Mengendalikan ( Controlling )
Pengendalian merupakan salah satu bagian dari manajemen. Pengendalian dilakukan dengan tujuan supaya apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mencapai target maupun tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian memang merupakan salah satu tugas dari manager. Satu hal yang harus dipahami, bahwa pengendalian dan pengawasan adalah berbeda karena pengawasan merupakan bagian dari pengendalian. Bila pengendalian dilakukan dengan disertai pelurusan (tindakan korektif), maka pengawasan adalah pemeriksaan di lapangan yang dilakukan pada periode tertentu secara berulang kali.
# INDRA BASTIAN, 2006
Pengendalian merupakan tahap penentu keberhasilan manajemen

    2. Langkah - langkah dalam Kontrol 

Proses Pengendalian Manajemen :
1.      Perencanaan Strategi
2.      Penyusunan Anggaran
3.      Pelaksanaan Anggaran
4.      Evaluasi Kinerja
Pengendalian Tugas proses untuk memastikan bahwa tugas yang spesifik dilaksanakan secara efektif dan efisien.
 

    3. Tipe - tipe Kontrol 
  • (Awal) Preliminary, Kadang-kadang disebut kendali feedforward, Hal ini harus dipenuhi sebelum suatu perkerjaan dimulai. Kendali ini menyakinkan bahwa arah yang tepat telah disusun dengan sumber-sumber yang tepat tersedia untuk memenuhinya

  • (Saat ini) Concurrent, Berfokus pada apa yang sedang terjadi selama proses. Kadang-kadang disebut Kendali steering, kendali ini memantau operasi dan aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin sesuatunya telah sedang dikerjakan dengan tepat.

  • (Akhir) Post-action, Kadang-kadang disebut kendali feedback , Kendali ini mengambil tempat setelah suatu tindakan dilengkapi. Kendali akhir berfokus pada hasil akhir, kebalikan dari input dan aktivitas.


    4. Kontrol Proses Manajemen
Marciarello & Kirby mendefinisikan Sistem Pengendalian Manajemen sebagai perangkat struktur komunikasi yang saling berhubungan yang memudahkan pemrosesan informasi dengan maksud membantu manajer mengkoordinasikan bagian-bagian yang ada dan pencapaian tujuan organisasi secara terus menerus. Sistem pengendalian manajemen dikategorikan sebagai bagian dari pengetahuan perilaku terapan (applied behavioral science). Pada dasarnya, sistem ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara menjalankan dan mengendalikan perusahaan / organisasi yang “dianggap baik” berdasarkan asumsi-asumsi tertentu. Masing-masing perusahaan memiliki kompleksitas berbeda dalam pengendalian manajemen, makin besar skala perusahaan akan semakin kompleks.

Tujuan dari sistem ini adalah untuk meningkatkan keputusan-keputusan kolektif dalam organisasi. Untuk memahami sebuah sistem dibutuhkan suatu pengetahuan tentang lingkungan dimana sistem itu berada. Dua unsur penting dalam sistem pengendalian manajemen adalah lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.



sumber : http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CEwQFjAE&url=http%3A%2F%2Fblog.stikom.edu%2Ftonys%2Ffiles%2F2012%2F12%2F11-GM-contolling.ppt&ei=jHtmUorROculrQfzx4GIDA&usg=AFQjCNFLTUDP1PG9cVtXAINhZBte4Xl7Bg&bvm=bv.55123115,d.bmk

 
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CDoQFjAC&url=http%3A%2F%2Felisa1.ugm.ac.id%2Ffiles%2FSugiarto%2FmqgzfSJT%2FSPM1-3.ppt&ei=6nxmUorFFYyRrAfR0ICICQ&usg=AFQjCNHkcS4b_FazDzPHw2uDgemC7YKLLw&bvm=bv.55123115,d.bmk

http://id.wikipedia.org/wiki/Proses_Manajemen

Rabu, 09 Oktober 2013

Tulisan 2

Cerita tentang kurang baik nya sebuah restoran makan di daerah lahat dalam manejemen nya.

       ketika saya pergi mudik di bulan puasa pukul 02.00 saya bertempatkan di daerah lahat untuk menuju palembang , di kanan dan kiri masih terlihat hutan yang sepi akan rumah penduduk atau tempat makan,  perut yang sudah terasa lapar dan watku memang saat nya untuk sahur karena bulan puasa , saya pun mempercepat perjalanan agar menemukan rumah makan , setengah jam kemudian saya menemukan tempat makan yang lumayan agak ramai pengunjung , karena melihat banyak nya pengunjung saya langsung berfikir pasti tempat makan nya nyaman dan memiliki hidangan yang enak pas untuk perut yang sudah lapar , sampai di tempat makan pelayan pun menghampiri dan memberikan beberapa lauk dan nasi ya ala-ala rumah makan padang , saya pun langsung mencuci tangan dan siap menyantap makanan yang telah di sediakan,ketika suapan pertama saya kunyah saya merasa mengunyah nasi yang tidak hangat dan cukup keras, saya langsung berfikir rumah makan yang cukup besar dan paling pertama di temukan setelah jalur hutan bisa menyediakan nasi yang tidak panas dan keras seperti ini, apakah pengunjung merasa puas dengan makanan seperti ini ? saya pun menghabiskan secara perlahan makanan tersebut , setelah selesai saya langsung menuju kasih dan bertanya , " bisakah saya bertemu dengan pemilik tempat ini ?" dan kebetulan pemiliknya sedang menjaga dikasir , kebetulan sekali pikir saya , langsung saya bertanya " mas ko nasi yang saya makan tadi keras sekali ya seperti belum matang , kan kasian pengunjung yang memang sudah lapar tapi makan nasi yang keras bisa sakit perut pas ngejalanin puasa?" , langsung pemilik restoran pun minta maaf dan menuju dapur menasehati karyawan nya yang menghidangkan makanan dan nasi yang keras, " saya benar-benar minta maaf mas atas ketidaknyamanannya " kata si pemilik rumah makan. "yasudah mas lain kali nasi nya jangan sampe ga anget dan keras kaya gini kan kasihan pengunjungnya" saya pun berkata seperti itu kepada pemilik. " ia mas sekali lagi maaf ya" . lagi-lagi pemilik meminta maaf  , saya pun melanjutkan perjalanan setelah complen kepada pemilik rumah makan tersebut.

Tulisan 1

Berikut suatu penulisan tentang manajemen yang saya ketahui 

A.Fungsi-Fungsi Manajemen
 Sampai saat ini, masih belum ada consensus baik di antara praktisi maupun di antara teoritis mengenaiapa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen, sering pula disebut unsur-unsur manajemen.

Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit.Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakanuntuk mencapai suatu hasil yang diinginkan

Organizing
(organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran

Leading
Directing/Commanding

Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing,

Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberianinspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka relasesuai apa yang diinginkan oleh atasan.

Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalanmenghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja samayang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemenyang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskansemula

Selasa, 08 Oktober 2013

Pertemuan Pertama

Pengertian Manajemen

Manajemen adalah Individu atau sekelompok individu yang menerima tanggung jawab untuk menjalankan organisasi.

Jenis-jenis manajemen :

A. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh sumber daya manusia yang terbaik bagi bisnis yang kita jalankan dan bagaimana sumber daya manusia yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun bertambah.

Kompetensi Umum
- Seleksi
- Penilaian kinerja
- Perencanaan karir
· Kompetensi Khusus
- Staffing
- Evaluasi kinerja
- Pelatihan
- Pengembangan
- Reward & recognition

B. Manajemen Pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen, dana bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan.

Kompetensi umum
- ahli pemasaran internasional
- manajemen merk
- sistem informasi pemasaran
- pemasaran internet
- pemasaran relasional atau pemasaran jasa.

Kompetensi umum
- ahli pemasaran internasional
- manajemen merk
- sistem informasi pemasaran
- pemasaran internet
- pemasaran relasional atau pemasaran jasa.

C. Manajemen Produksi adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien mungkin, dari mulai pilihan lokasi produksi hingga produk akhir yang dihasilkan dalam proses produksi.

Kompetensi Umum
- Memahami sistem produksi
- Memahami proses material handling
- Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)

Kompetensi Khusus
- Memahami perkembangan manajemen produksi
- Memahami penentuan lokasi pabrik
- Menyusun tata letak peralatan pabrik
- Memahami perencanaan produk
- Memahami rancang bangun proses produksi
- Memahami teknik pemeliharaan
- Memahami perencanaan kebutuhan material

D. Manajemen Keuangan adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit. Tugas manajemen keuangan diantaranya merencanakan dari mana pembiayaan bisnis diperoleh, dan dengan cara bagaimana modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang dijalankan.

Kompetensi Umum
- ahli pasar modal dan investasi
- manajemen risiko
- manajemen keuangan internasional
- manajemen keuangan dan perbankan syariah.

Kompetensi Khusus
- membuat dan mengendalikan anggaran perusahaan
- menghitung pajak-pajak yang harus ditanggung perusahaan.
- munyusun dan merealisasikan manajemen keuangan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

C. Manajemen Informasi adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha memastikan bahwa bisnis yang dijalankan tetap mampu untuk terus bertahan dalam jangka panjang. Untuk memastikan itu manajemen informasi bertugas untuk menyediakan seluruh informasi yang terkait dengan kegiatan perusahaan baik informasi internal maupun eksternal, yang dapat mendorong kegiatan bisnis yang dijalankan tetap mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.

Kompetensi Umum
1. Mempunyai kemampuan manajemen dalam bekerja kelompok Mampu membuat rencana bisnis
2. Memahami konsep Jaringan Menguasai bahasa inggris secara pasif
3. Menguasai algoritma dan bahasa pemrograman
4. Menguasai Syntax SQL
5. Menguasai Aplikasi database
6. Menguasai design grafis
7. Menguasai syntax html
8. Mampu mengembangkan wirausaha

Kompetensi Khusus
1. Mampu memahami permasalahan yg timbul dilingkungan yg akan dihadapi.
2. Mampu Menganalisis kebutuhan system
3. Mampu membuat model alternatif penyelesaian masalah
4. Mampu merancang kebutuhan system
5. Memahami konsep struktur database
6. Mampu menjembatani kebutuhan database
7. Mampu menyajikan informasi dari data yang ada
8. Mampu membangun dan memanipulasi data
9. Memahami konsep design WEB
10. Menguasai bahasa pemrograman berbasis web
11. Menguasai aplikasi web server
12. Menguasai cara dan teknik publishing web

F. Manajemen Strategi, Secara sederhana manajemen dapat di artikan sebagai Perencanaan, Pengorganisasian, Pergerakan, Pengawasan dalam rangka pengambilan keputusan.

Kompetensi umum

- Menciptakan persaingan tidak sempurna
Dalam persaingan sempurna semua organisasi menghasilkan produk yang serupa sehingga bebas keluar masuk ke dalam pasar. Suatu organisasi dapat memperoleh keunggulan bersaing dengan menciptakan persaingan tidak sempurna yaitu dengan cara memberikan kualitas yang tinggi di aspek-aspek tertentu.
- Berkesinambungan
Keunggulan bersaing harus bersifat berkesinambungan bukan sementara dan tidak mudah ditiru oleh para pesaing.
- Kesesuaian dengan lingkungan internal
Keunggulan bersaing dapat diraih dengan menyesuaikan kebutuhan atau permintaan pasar. Karena lingkungan eksternal bisa berupa ancaman dan peluang, sehingga perubahan pasar dapat meningkatkan keunggulan atau kelemahan suatu organisasi.
- Keuntungan yang tinggi daripada keuntungan rata-rata
Sasaran utama keunggulan bersaing adalah mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi daripada keuntungan rata-rata orrganisasi-organisasi lainnya

Kompetensi khusus

Keunggulan bersaing merupakan hal khusus yang dimiliki atau dilakukan suatu organisasi yang memberinya kekuatan untuk menghadapi pesaing. Kompetensi ini bisa berwujud opini atau merek yang mempunyai persepsi kualitas tinggi. ( misalnya; opini: Pengelolaan administrasi yang rapi, terkenal bersih atau bebas KKN/Korupsi Kolusi Nepotisme, Tepat waktu. Merek: Coca cola, IBM, BMW, Mc Donald’s).

G. Manajemen operasi adalah area bisnis yang berfokus pada proses produksi barang dan jasa, serta memastikan operasi bisnis berlangsung secara efektif dan efesien. Seorang manajer operasi bertanggung jawab mengelola proses pengubahan input (dalam bentuk material, tenaga kerja, dan energi) menjadi output (dalam bentuk barang dan jasa).

Kompetensi Umum
- ahli manajemen proyek
- manajemen logistik dan perencanaan pengendalian kualitas.

Kompetensi Khusus
- Menyusun alur produksi dan layout tempat kerja berdasarkan pada analisis proses kinerja prosedur kerja dan trasportasi.
- Membuat layout tempat kerja
- Menyusun perbaikan lingkungan ditempat kerja

Definisi Kepemimpinan 

Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.

Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

Penetapan Perencanaan Manajemen

Pengertian Perencanaan
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain-pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan-tak akan dapat berjalan.

Manfaat Perencanaan


1. Standar pelaksanaan dan pengawasan

2. Pemilihan berbagai alternative terbaik

3. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan

4. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi

5. Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan

6. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait, dan,

7. Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.

Jenis Perencanaan dalam Organisasi

Berdasarkan jangka waktunya, rencana terbagi menjadi 2 macam yaitu:

1. Rencana jangka panjang( long term plan)

Merupakan rencana yang memiliki jangka waktu lima tahun lebih.

2. Rencana jangka pendek( short term plan)

Merupakan rencana yang memiliki jangka waktu satu sampai tiga tahun.

Pembagian jenis rencana dapat dilihat dari antara jenis rencana yang dibuat dan jenis keputusan yang dibuat. Pada saat perusahaan berhubungan dengan berbagai aktifitas/masalah yang membutuhkan keputusan rutin (programmed decision), perusahaan dapat membuat rencana yang bisa diterapkan untuk mengatasi berbagai aktivitas atau masalah rutin trsebut. Rencana ini disebut sebagai rencana berkelanjutan (standing plan). Misalnya aturan, kebijakan dan standard operating procedure (SOP).

Sebaliknya, perusahaan dapat mengembangkan rencana yang ditujukan untuk mengatasi masalah program yang tidak terprogram (unprogrammed decision) rencana ini disebut sebagai single-use plan. Proses pembuatan rencana akan dijelaskan sebagai berikut:

a) Menetapkan tugas dan tujuan

b) Observasi dan analisa

c) Mengadakan kemungkinan-kemungkinan, seperti kemungkinan besar biaya, lamanya penyelesaian, dan efektivitas-efektivitas lainnya d) Menentukan sintesa (alternatif dari kemungkinan-kemungkinan) 

Jumat, 28 Juni 2013

Rangkuman Tugas Kesehatan Mental

Konsep Sehat 
Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal.Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka sering kali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraan nya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan kondisi sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokter pun akan menyatakan pasien nya sehat jika menurut hasil pemeriksaan yang dilakukan mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.

Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Setelah perang dunia II , Perhatian masyarakat mengenai kesehatan jiwa semakin bertambah. Kesehatan mental bukan suatu hal yang baru lagi bagi peradaban manusia. Pepatah yunani tentangMens sana in confore sano merupakan 1 indikasi bahwa masyarakat di zaman sebelum masehi pun sudah memperhatikan betapa pentingnya aspek kesehatan mental. Seperti juga psikologi yang mempelajari hidup kejiwaan manusia, dan memiliki usia sejak adanya manusia di dunia, maka masalah kesehatan jiwa itupun telah ada sejak beribu-ribu tahun yang lalu dalam bentuk pengetahuan yang sederhana.

Pendekatan Kesehatan Mental
  1. Orientasi Klasik
  2. Orientasi Penyesuaian Diri
  3. Orientasi Perkembangan Potensi 

sumber  : 
Siti Sundari, HS.2005. Kesehatan Mental dalam Kehidupan. Cetakan pertama. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya

Teori Kepribadian Sehat 
1. Aliran Psikoanalisa 
    Psikoanalisa merupakan bagian dari psikologi yang tak bisa terlepaskan dari kekuatan alam bawah sadar, Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini.

2. Aliran Behaviorisme 
    Behaviorisme yaitu sebagai aliran memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu didalam suatu sistem kompleks yang bertingkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum.

3. Aliran Humanistik
   Para ahli psikologi Humanistik, telah memiliki sudut pandang yang segar terhadap kodrat manusia. Apa yang mereka lihat adalah suatu tipe individu yang berbeda dari apa yang digambarkan oleh behaviorisme dan psikoanalisa, yaitu bentuk-bentuk psikologi tradisional.

Sumber data : 
Baihaqi, MIF. (2008). Psikologi Pertumbuhan, Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan Optimisme. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan Personal
Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (Adaptations), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pertumbuhan pribadi/personal manusia adalah suatu proses organis dan bukan suatu proses mekanis. Pertumbuhan adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman.

Sumber data :
Fatimah,N. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung : Pusaka Setia
www.Wikipedia.com

Ciri-ciri Kepribadian yang Matang menurut Allport
  1. Perluasan diri (extension of the self). 
  2. Kemampuan menjalin hubungan yang hangat dengan orang lain (Warm relating of self to other). 
  3. Memiliki orientasi yang realistik (Self Objectification). 
  4. Filsafat hidup (Philosophy of life). 
  5. Kemampuan menghindari reaksi berlebihan terhadap masalah (Emotional security). 
  6. Realistic perceptions, skill, assignments, kemampuan memandang orang, obyek dan situasi seperti apa adanya, kemampuan dan minat memecahkan masalah , memiliki keterampilan
Perkembangan Kepribadian ( Rogers )
Rogers tidak membahas teori pertumbuhan dan perkembangan dan tidak melakukan riset jangka panjang yang mempelajari hubungan anak dengan orangtuanya. Namun ia yakin adanya kekuatan tumbuh pada semua orang yang secara alami mendorong proses organism menjadi semakin kompleks, ekspansi, otonom, sosial dan secara keseluruhan semakin aktualisasi diri.

Contoh sederhana dapat dilihat sebagai berikut: seorang gadis kecil yang memiliki konsep diri bahwa ia seorang gadis yang baik, sangat dicintai oleh orangtuanya, dan yang terpesona dengan kereta api kemudian menungkapkan pada orang tuanya bahwa ia ingin menjadi insinyur mesin dan akhirnya menjadi kepala stasiun kereta api. Orang tua gadis tersebut sangat tradisional, bahkan tidak mengijikan ia untuk memilih pekerjaan yang diperutukan laki-laki. Hasilnya gadis kecil itu mengubah konsep dirinya. Dia memutuskan bahwa dia adalah gadis yang “tidak baik” karena tidak mau menuruti keinginan orang tuanya. Dia berfikir bahwa orang tuanya tidak menyukainya atau mungkin dia memutuskan bahwa dia tidak tertarik pada pekerjaan itu selamanya.

Hirarki Kebutuhan Individu ( Maslow )
Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”. Maslow membagi tingkat kebutuhan manusia menjadi sebagai berikut :

  1. Kebutuhan fisiologis 
  2.  Kebutuhan akan rasa aman 
  3. Kebutuhan sosial 
  4. Kebutuhan akan penghargaan 
  5. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Maslow menyebut teori Hirarki Kebutuhan-nya sendiri sebagai sintesis atau perpaduan teori yang holistik dinamis.Disebut demikian karena Maslow mendasarkan teorinya dengan mengikuti tradisi fungsional James dan Dewey, yang dipadu dengan unsur-unsur kepercayaan Wertheimer, Goldstein, dan psikologi Gestalt, dan dengan dinamisme Freud, Fromm, Horney, Reich, Jung, dan Adler.

Ciri-ciri Kepribadian yang Sehat ( Erich Fromm )
Dalam buku-buku Fromm berikutnya (1947, 1955, 1964), dikatakan bahwa setiap masyarakat yang telah diciptakan manusia, entah itu berupa feodalisme, kapitalisme, fasisme, sosialisme, dan komunisme, semuanya menunjukkan usaha manusia untuk memecahkan kontradiksi dasar manusia. Kontradiksi yang dimaksud adalah seorang pribadi merupakan bagian tetapi sekaligus terpisah dari alam, merupakan binatang sekaligus manusia. Sebagai binatang, orang memiliki kebutuhan-kebutuhan fisik tertentu yang harus dipuaskan.

Kepribadian yang sehat menurut Erich Fromm adalah pribadi yang produktif yaitu pribadi yang dapat menggunakan secara penuh potensi dirinya. Kepribadian yang sehat menurut Fromm ditandai beberapa hal antara lain pola hubungan yang sehat (konstruktif), bukan atas dasar ketergantungan ataupun kekuasaan dalam hubungan dengan orang lain, kelompok, dan Tuhan.

Sumber data : 
Suryabarata, Sumadi.2007.Psikologi Kepribadian.Jakarta: Raja Grafindo

Pengertian Stress 
Stress merupakan suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Dapat dikatakan juga stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi, dan lain-lain.
Menurut Hans Selye, “Stress adalah respon manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya.”

Faktor-faktor terjadinya Stress 
  1. Faktor Individu Biasanya yang menyebabkan diri individu mengalami stress berasal dari keadaan atau kondisi keluarga,seperti salah pola asuh, broken home, keadaan ekonomi yang sulit, serta kurangnya kecocokan dengan aturan keluarga. Itu semua hanya sebagian kecil faktor individu yang menyebabkan stress.
  2. Faktor Sosial Seseorang mengalami stress bukan hanya karena faktor individu saja, melainkan dikarenakan faktor sosialnya juga. Faktor sosial yang dimaksud seperti disebabkan karena bencana alam (gempa bumi, tsunami, longsor, banjir, kebakaran, dan lain-lain). Karena sebab-sebab itulah biasanya individu tersebut merasakan goncangan yang sangat kuat dan jika individu tersebut tidak bias terima keadaan tersebut maka akan menyebabkan seseorang mengalami stress.
Tipe-tipe Stress
  1. Tekanan Biasanya tekanan muncul tidak hanya dalam diri sendiri, melainkan di luar diri juga. Karena biasanya apa yang menjadi pandangan kita terkadang bertentangan dengan pandangan orang tua, itu yang terkadang menjadi salah satu tekanan psikologis bagi seorang anak yang akan menimbulkan stress pada anak tersebut.
  2. Frustasi Suatu kondisi psikologis yang tidak menyenangkan sebagai akibat terhambat nya seseorang dalam mencapai apa yang diinginkannya.
  3. Konflik Perbedaan pendapat, perbedaan cara pandang bahkan perbedaan pandangan dalam mencapai suatu tujuan itu akan menimbulkan konflik. Biasanya tidak hanya konflik dengan diri sendiri, banyak juga konflik ini terjadi antar beberapa orang, kelompok, bahkan organisasi.
  4. Kecemasan Khawatir, gelisah, takut dan perasaan semacamnya itu merupakan suatu tanda atau sinyal seseorang mengalami kecemasan. Biasanya kecemasan di timbulkan karena adanya rasa
    kurang nyaman, rasa tidak aman atau merasa terancam pada dirinya.
Pendekatan Problem Solving Terhadap Stress
Proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan masalah berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang cermat dan akurat. Atau ketika kita mendapatkan masalah dan membuat kita stress, lebih baik kita berdoa dan memohon petunjuk dari yang Maha Kuasa. Menurut Lazanus, penanganan stress atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
  1. Problem-Pocused Coping (coping yang berfokus pada masalah) Penanganan stress atau coping yang digunakan oleh individu yang mengahadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikan
  2. Emotional-Pocused Coping (coping yang berfokus pada emosi) Penanganan stress dimana individu memberikan respon terhadap situasi stress dengan cara emosional, terutama dengan penilaian defensive.
Sumber data : 
Goliszek, Andrew. 2005. :60 Second Manajemen Stres. Buana Ilmu Populer : Jakarta.

Pengertian dan Jenis-jenis Coping
Coping merupakan suatu cara menanggulangi, menerima, menguasai segala sesuatu yang bersangkutan dengan diri kita. Biasanya ketika sedang mengalami masalah lalu stress, maka kita mengendalikan emosi kita dengan menyesuaikan dengan keadaan, pengalihan atau coping.

Jenis-jenis Coping yang Konstruktif dan Positif
A. Coping yang Konstruktif 
  1. Escape Usaha untuk menghilangkan stress dengan melarikan diri dari masalah dan beralih pada hal-hal yang tidak baik, seperti merokok, narkoba, dll.
  2. Accepteance Karena tidak ada lagi yang dapat memecahkan masalah, maka lebih memilih pasrah dan menerimanya.
  3. Avoidance Individu berusaha menyanggah dan mengingkari serta melupakan masalah-masalah yang ada pada dirinya.
  4. Avoidant Coping Strategi yang dilakukan individu untuk menjauhkan diri dari sumber stress dengan cara melakukan suatu aktivitas atau menarik diri dari suatu kegiatan atau situasi yang berpotensi menimbulkan stress.
B. Coping yang Positif 
  1. Active Coping Strategi yang dirancang untuk mengubah cara pandang individu terhadap sumber stress.
  2. Problem solving focused coping Individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk mehilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress.
  3. Distancing Usaha untuk menghindari permasalahan dan menutupinya dengan pandangan yang positif dan menganggap remeh suatu masalah.
  4. Planful problem solving Individu membentuk suatu strategi dan perencanaan menghilangkan dan mengatasi stress dengan melibatkan tindakan yang teliti, hati-hati, bertahap, dan analitis.
  5. Positive Reappraisal Usaha untuk mencari makna positif dari permasalahan dengan pengembangan diri dan melibatkan hal-hal religi.
  6. Self Control Suatu bentuk dalam penyelesaian masalah dengan cara menahan diri, mengatur perasaan, tidak tergesa-gesa dan hati hati dalam mengambil tindakan.
  7. Emotion Focused Coping Melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam penyesuaian diri dengan dampak yang ditimbulkan oleh kondisi yang penuh tekanan.
  8. Seeking social support Suatu cara yang dilakukan individu dalam menghadapi maslah dengan cara mencari dukungan sosial pada keluarga atau lingkungan sekitar, berupa simpati atau perhatian.
  9. Positive Reinterpretation respon dari individu dengan cara merubah dan mengembangkan dalam kepribadiannya atau mencoba mengambil pandangan positif dari sebuah masalah.
Sumber data : 
http://azmisahabudin.wordpress.com/2011/10/17/strategi-coping-dalam-psikologi/

Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan

Pengertian Penyesuaian Diri 
Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Atas dasar pengertian tersebut dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia sanggup untuk membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya.

Penyesuaian dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai berikut :
  1. Penyesuaian berarti adaptasi dapat mempertahankan eksistensinya, atau bisa  survive dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial.
  2. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip.
  3. Penyesuaian dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respon – respon sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan dan frustasi-frustasi secara efisien. Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang adekkuat / memenuhi syarat.
  4. Penyesuaian dapat diartikan penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional maksudnya ialah secara positifmemiliki respon emosional yang tepat pada setiap situasi.
Pertumbuhan Personal
Setiap individu akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Hal tersebut membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadiannya tersebut dan keluarga adalah faktor utama yang akan sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih sering bersama dengan keluarga.
Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan personal individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat atau sosialpun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.
Setiap individu memiliki naluri yang secara tidak langsung individu dapat memperhatikan hal-hal yang berada disekitarnya apakah hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu berada di dalam masyarakat yang memiliki suatu norma-norma yang berlaku maka ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang tidak disiplin yang dalam menerapkan aturan-aturannya maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang tidak disiplin, begitupun dalam lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup keluarga yang cuek maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang cuek.

Hubungan Interpersonal 

Model dan Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal sendiri dibagi kedalam empat model. Model sendiri menurut B. Aubrey Fisher merupakan analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan unsur, sifat, atau komponen yang penting dari sebuah fenomena. Dengan kata lain model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori.
Model pertama adalah Model Pertukaran sosial( social exchange model) dimana didefinisikan secara singkat bahwa hubungan interpersonal diidentifikasikan dengan transaksi dagang. Untuk memperoleh sesuatu ada harga yang arus dibayar (cost-reward).
Model hubungan interpersonal yang kedua adalah Model Peranan (role model). Dalam model ini, hubungan interpersonal digambarkan sebagai panggung sandiwara. Individu akan dipandan baik bila dapat memainkan perana sesuai ekspektasi lawan hubungan. Bila individu tersebut bertindak jauh dari ekspektasi, maka hubungan interpersonal cenderung akan menjadi lebih renggang.
Model yang ketiga adalah Model Permainan ( games people play model). Untuk menjelaskan model ini digunakan analisis transaksional dimana manusia diklasifikasikan dalam tiga karakter, yaitu kepribadian anak-anak, dewasa, dan orang tua.
Model hubungan transaksional keempat adalah Model Interaksional. Model interaksional inilah yang akan saya jelaskan secara lebih mendalam.

Memulai Hubungan

1.Pembentukan 

Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan.
Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya. Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
a) informasi demografis
b) sikap dan pendapat (tentang orang atau objek)
c) rencana yang akan datang
d) kepribadian
e) perilaku pada masa lalu
f) orang lain serta
g) hobi dan minat.

2.Peneguhan Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah.Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:
a) keakraban
b) kontrol
c) respon yang tepat dan
d) nada emosional yang tepat.

Intimasi dan Hubungan Pribadi
Menurut Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama. Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.
Intimasi juga adalah salah satu atribut yang paling menonjol dalam suatu hubungan intim daripada hubungan pribadi yang lain. Keintiman (intimacy) sangat berkaitan dengan derajat kecintaan, kepercayaan, kepuasan, tanggung jawab dan pengertian pasangan dalam hubungan yang dekat (intim). Keintiman juga memberikan sumbangan besar dalam memenuhi kebutuhan individu dan keintiman itu pun memberikan efek positif pada kebaikan pasangan dalam suatu hubungan pertemanan (Prager & Buhrmester dalam untuk mejalin hubungan pribadi diperlukan adanya intimacy Cinta interpersonal membutuhkan tiga hal: Intimacy, Passion, dan Commitment. Perasaan dekat dan nyaman muncul dari kualitas kebersamaan yang bagus. Keberasamaan yang menciptakan Intimacy dan kenyamanan ini adalah sebuah wujud awal dari cinta yang sering disebut sebagai persahabatan atau pertemanan (Liking/Friendship).

Intimasi dan Pertumbuhan
Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena

(1) kita tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh;
(2) kita tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan;
(3) kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang rahasia;
(4) kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup
(5) kita memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus .

Sumber data : 
http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/hubungan-interpersonal.htm

Cinta dan Perkawinan 

Bagaimana memilih pasangan
Memilih pasangan atau jodoh bukan hal yang sulit jika tahu rumusnya dan akan menjadi sulit jika tidak mengetahui rumusnya. Melakukan istikharoh bagi yang muslim perlu dilakukan agar dipilihkan yang terbaik oleh yuhan. Tapi apakah kita tidak bisa menetapkan pasangan kita sendiri ? mungkin bisa tetapi tidak bisa akurat seperti yang sudah terlebih dahulu pengalaman. Pertama Tuhan adalah penguasa dan pemilik serta penentu jodoh kita. Hanya dia yang bisa menjadi pemilih yang sempurna dan paling tahu tentang calon pasangan kita. Maka kedua adalah orang-orang yang dekat dengan tuhan yang bisa menentukan pasangan yang baik untuk dipilih. ketiga dimiliki oleh orang tua kita karena faktore kasih sayang dan kesungguhannya kepada kita sehingga sangat serius untuk memilihkan kita. Bagaimana dengan diri sendiri ? kadang tidak bisa diandalkan karena kurangnya pengalaman, atau memilih karena nafsu,emosi dan kepentingan lain bukan kepentingan abadi.

Seluk buluk hubungan dalam perkawinan
Perkawinan adalah nuklus sebuah masyarakat yang melahirkan hak dan kewajiban. Karena itu, perkawinan diatur dalam sebuah hukum yang disebut hukum perkawinan.Hukum perkawinan Islam pada dasarnya adalah sebuah hukum yang bersifat diyani, tetapi kemudian dikembangkan sebagai hukum yang bersifat qadha’i berdasarkan politik hukum Islam atau as-siyâsah asy-syar‘iyyah.
Dari kasus-kasus perceraian yang diajukan ke pangadilan, tampak bahwa penyebab perceraian atau alasan-alasan yang digunakan oleh suami atau isteri cukup beragam. Penyebab atau alasan-alasan tersebut biasanya karena
  1. perlakuan yang tidak hormat atau apa yang dipandang pelecehan dari satu pihak kepada pihak yang lain. 
  2. kecemburuan salah satu pihak disebabkan kedekatan isteri atau suami dengan pria atau wanita lain 
  3. masalah anak baik anak sendiri maupun anak bawaan dari perkawinan sebelumnya  
  4. campur tangan pihak ketiga (misalnya mertua atau another man or another woman dalam kasus perselingkuhan) 
  5. masalah ekonomi 
  6. masalah isteri bekerja, dan lain-lain.
Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan
Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.

Perceraian dan Pernikahan kembali
Pernikahan bukanlah akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan.Sebagai manusia, kita memang mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi terhadap hal-hal yang baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati untuk suatu periode tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda mencintai pria yang sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan dan tanggung jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa. Itu adalah kodrat manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik yang lebih kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang pula.
Esensi dalam pernikahan adalah menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang. Untuk itu kesamaan pandangan dalam kehidupan lebih penting untuk diusahakan bersama.
Jika ingin sukses dalam pernikahan baru, perlu menyadari tentang beberapa hal tertentu, jangan biarkan kegagalan masa lalu mengecilkan hati, menikah Kembali setelah perceraian bisa menjadi kan pengalaman, tinggalkan masa lalu dan berharap untuk masa depan yang lebih baik lagi dari pernikahan sebelumnya.

Single Life 
Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang.

Persepsi masyarakat terhadap orang yang melajang, seiring dengan perkembangan jaman, juga berubah. Seringkali kita melihat seorang yang masih hidup melajang, mempunyai wajah dan penampilan di atas rata-rata dan supel. Baik pelajang pria maupun wanita, mereka pun pandai bergaul, memiliki posisi pekerjaan yang cukup menjanjikan, tingkat pendidikan yang baik.
Alasan yang paling sering dikemukakan oleh seorang single adalah tidak ingin kebebasannya dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama menikmati kebebasan bagaikan burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak pergi, tidak perlu meminta ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu kebebasan. Belum lagi jika mendapatkan pasangan yang sangat posesif dan cemburu.

Selasa, 28 Mei 2013

Tulisan 3 ( Cinta dan Perkawinan )

A. Bagaimana Memilih Pasangan 

Memilih pasangan atau jodoh bukan hal yang sulit jika tahu rumusnya dan akan menjadi sulit jika tidak mengetahui rumusnya. Melakukan istikharoh bagi yang muslim perlu dilakukan agar dipilihkan yang terbaik oleh yuhan. Tapi apakah kita tidak bisa menetapkan pasangan kita sendiri ? mungkin bisa tetapi tidak bisa akurat seperti yang sudah terlebih dahulu pengalaman.

Pertama Tuhan adalah penguasa dan pemilik serta penentu jodoh kita. Hanya dia yang bisa menjadi pemilih yang sempurna dan paling tahu tentang calon pasangan kita. Maka kedua adalah orang-orang yang dekat dengan tuhan yang bisa menentukan pasangan yang baik untuk dipilih. ketiga dimiliki oleh orang tua kita karena faktore kasih sayang dan kesungguhannya kepada kita sehingga sangat serius untuk memilihkan kita. Bagaimana dengan diri sendiri ? kadang tidak bisa diandalkan karena kurangnya pengalaman, atau memilih karena nafsu,emosi dan kepentingan lain bukan kepentingan abadi.

Beanikah kita menyerahkan pilihan kita kepada orang yang lebih tahu luar dan dalam serta pengalaman hidup yang cukup ? berusaha menjadikan kita pantas mendapatkan pasangan yang memang cocok dengan pengertian orang baik akan bertemu orang baik itu cocok dan yang jelek hatinya akan bertemu dengan yang jelek juga. Serahkan kepada tuhan dan berusaha taat dan memantaskan diri sendiri. Menjadi orang yang dekat kepada tuhan akan menjadikan diri kita beruntung.

B. Seluk - buluk Hubungan dalam Perkawinan

Perkawinan adalah nuklus sebuah masyarakat yang melahirkan hak dan kewajiban. Karena itu, perkawinan diatur dalam sebuah hukum yang disebut hukum perkawinan.Hukum perkawinan Islam pada dasarnya adalah sebuah hukum yang bersifat diyâni, tetapi kemudian dikembangkan sebagai hukum yang berseifat qadhâ’î berdasarkan politik hukum Islam atau as-siyâsah asy-syar‘iyyah. Perkawinan diyâni diselenggarakan sesuai nushûsh agama dari Qur’an dan Sunnah Nabi. Sedangkan perkawinan qadhâ’î diselenggarakan sesuai dengan kebijakan tertentu pemerintah atau peraturan perundang-undangan. UU No. 1 Tahun 1973 tentang Perkawinan menggabungkan kedua bentuk hukum tersebut di mana dalam Pasal 2 ayat (1) dan (2) dinyatakan bahwa perkawinan adalah sah bila dilakukan berdasarkan keyakinan agama dan perkawinan tersebut dicatat oleh negara melalui lembaga pencatatan yang diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Dalam istilah al-Qur’an, perkawinan disebut an-nikâh dan az-zawâj. Kata asal an-nikâh berarti al-’aqd(perjanjian, kontrak), kemudian digunakan untuk menunjukkan pengertian al-jimâ’ (persetubuhan). Sedangkan az-zawâj berarti perpasangan antara jenis laki-laki dan perempuan, atau antara jantan dan betina, atau antara dua jenis yang berbeda, tetapi menyatu dalam fungsi.[2] Dari pengertian ini, maka perkawinan sesama jenis, seperti dilakukan oleh kaum homoseksual dan lesbian, sebenarnya tidak dapat disebut perkawinan. Perkawinan sejenis ini adalah ibarat memakai sepatu yang kedua-duanya kiri atau kedua-duanya kanan sehingga tidak dapat dikatakan sebagai pasangan yang cocok. Di negara-negara tertentu yang menjalankan politik sekularisasi, perkawinan pasangan berlainan jenis dizinkan oleh undang-undang.

Jadi, perkawinan sebenarnya adalah pertemuan dua orang manusia berlainan jenis, yang diikat oleh sebuah perjanjian sehingga menyatu secara fisik dalam bentuk pesetubuhan serta hubungan badan lainnya dan secara batin dalam bentuk ikatan batin untuk mencapai tujuan perkawinan.

Perkawinan dimulai dari perjanjian antara calon suami dan calon isteri yang disebut kontrak perkawinan (‘aqd an-nikâh). Kontrak ini dilakukan di depan seorang penghulu sebagai pencatat kontrak, mirip seorang notaris dalam perjanjian biasa, disaksikan paling tidak oleh dua orang saksi dan pembayaran mas kawin oleh suami kepada isteri dalam jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak.

Perkawinan dapat disebut sebagai salah satu lembaga masyarakat yang melahirkan berbagai hubungan. Pertama adalah hubungan darah kepada anak cucu. Kedua adalah hubungan semenda kepada keluarga asal kedua belah pihak. Ketiga adalah hubungan kewarisan. Keempat adalah hubungan hak dan kewajiban. Ini tentu di samping hubungan ketetanggaan karena sebuah keluarga hidup salam suatu lingkungan masyarakat. Begitu banyaknya hubungan yang dilahirkan oleh lembaga ini sehingga memerlukan pengaturan yang rinci dari agama dan/atau perundang-undangan negara.

PerceraianPerkawinan sebagai kontrak dalam hubungan perdata dapat dibatalkan, tetapi sebagai perjanjian bermakna keagamaan (mîtsâqan ghalizha) pada dasarkan tidak dapat dibatalkan kecuali karena alasan-alasan pengucualiaan. Hal itu karena perceraian walaupun pada dasarnya dibolehkan, tetapi merupakan suatu perbuatan boleh yang dibenci Allah (abghadh al-halâl). Karena itu, berdasarkan as-siyâsah asy-syar‘iyyah, negara melalui peraturan perundang-undangan dan lembaga peradilan harus berupaya mencegah terjadinya perceraian.

Peningkatan angka perceraian dalam keluarga merupakan salah satu ciri masyarakat modern, tidak terkecuali di Indonesia. Hal itu mungkin berhubungan dengan nilai-nilai kehidupan keluarga yang sudah mulai bergeser karena pengaruh budaya asing yang masuk secara sadar atau tidak sadar ke dalam rumah tangga masyarakat Indonesia. Peningkatan ini dapat dilihat dari jumlah perceraian yang tercatat melalui proses hukum di pengadilan, baik Pengadilan Agama maupun Pengadilan Negeri. Di Pengadilan Agama, misalnya, yang menangani perkara khusus ummat Islam, perkara perceraian menempati peringkat teratas dari semua perkara yang ditanganinya. 

Perceraian jenis kedua ini sering terjadi begitu saja secara otomatis, terutama di daerah pedesaan, bila kedua belah pihak atau salah satu pihak merasa tidak cocok lagi meneruskan perkawinan karena sebab atau sebab-sebab tertentu sehingga mereka berpisah secara baik-baik atau berakhir dengan kepedihan. Akibatnya mereka tidak mendapat perlindungan hukum dan sering tidak mendapatkan hak-hak yang seharusnya didapatkan. Bila salah satu pasangan atau keduanya meninggal dunia dan muncul sengketa kewarisan, maka sering terjadi, salah satu pihak atau ahli waris mereka menghubungi pengadilan untuk mendapatkan itsbat nikah. Jalan keluar ini berlaku atau sepatutnya hanya berlaku untuk perkawinan yang dilaksanakan sebelum UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Baik perceraian tercatat maupun yang tidak tercatat, keduanya sama-sama menimbulkan masalah dalam masyarakat. Perceraian akan memperbanyak jumlah janda dan duda, anak tanpa kasih sayang ayah-ibu yang berpotensi melahirkan masalah kenakalan remaja, keretakan antara keluarga asal, dan segala masalah yang ditimbulkannya seperti penyakit stress, kejahatan sosial dan lain-lain. Tidak mengherankan bila al-Qur’an menyatakan dalam awal surah an-Nisâ’ bahwa perkawinan yang sah melahirkan kasih sayang dan ketenteraman dalam keluarga

Proses perceraian di pengadilan juga melibatkan orang-orang terdekat dalam keluarga sebagai saksi salah satu pihak atau kedua belah pihak, seperti anak, mertua, saudara dan teman dekat. Orang-orang ini pun harus bekorban banyak, terutama perasaan dan hati nurani, dalam peperangan antara suami-isteri yang ingin bercerai. Mereka harus rela membuka rahasia keluarga mereka atau bahkan berbohong untuk menutup rahasia tersebut atau untuk memenangkan salah satu pihak yang mereka bela.

Dari kasus-kasus perceraian yang diajukan ke pangadilan, tampak bahwa penyebab perceraian atau alasan-alasan yang digunakan oleh suami atau isteri cukup beragam. Penyebab atau alasan-alasan tersebut biasanya karena 

1. perlakuan yang tidak hormat atau apa yang dipandang pelecehan dari satu pihak kepada pihak yang lain.
2. kecemburuan salah satu pihak disebabkan kedekatan isteri atau suami dengan pria atau wanita lain 
3. masalah anak baik anak sendiri maupun anak bawaan dari perkawinan sebelumnya 
4. campur tangan pihak ketiga (misalnya mertua atau another man or another woman dalam kasus        perselingkuhan)
5. masalah ekonomi
6. masalah isteri bekerja, dan lain-lain.

C. Penyesuain dan Pertumbuhan dalam Perkawinan 

Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.

Relasi yang diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti ini, tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.

D. Perceraian dan Pernikahan kembali

Pernikahan bukanlah akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan.Sebagai manusia, kita memang mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi terhadap hal-hal yang baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati untuk suatu periode tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda mencintai pria yang sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan dan tanggung jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa. Itu adalah kodrat manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik yang lebih kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang pula.

Esensi dalam pernikahan adalah menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang. Untuk itu kesamaan pandangan dalam kehidupan lebih penting untuk diusahakan bersama.

Jika ingin sukses dalam pernikahan baru, perlu menyadari tentang beberapa hal tertentu, jangan biarkan kegagalan masa lalu mengecilkan hati, menikah Kembali setelah perceraian bisa menjadi kan pengalaman, tinggalkan masa lalu dan berharap untuk masa depan yang lebih baik lagi dari pernikahan sebelumnya.

E. Single Life 

Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang.

Persepsi masyarakat terhadap orang yang melajang, seiring dengan perkembangan jaman, juga berubah. Seringkali kita melihat seorang yang masih hidup melajang, mempunyai wajah dan penampilan di atas rata-rata dan supel. Baik pelajang pria maupun wanita, mereka pun pandai bergaul, memiliki posisi pekerjaan yang cukup menjanjikan, tingkat pendidikan yang baik.
Alasan yang paling sering dikemukakan oleh seorang single adalah tidak ingin kebebasannya dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama menikmati kebebasan bagaikan burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak pergi, tidak perlu meminta ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu kebebasan. Belum lagi jika mendapatkan pasangan yang sangat posesif dan cemburu.

Banyak pria menempatkan pernikahan pada prioritas kesekian, sedangkan karir lebih mendapat prioritas utama. Dengan hidup melayang, mereka bisa lebih konsentrasi dan fokus pada pekerjaan, sehingga promosi dan kenaikan jabatan lebih mudah diperoleh. Biasanya, pelajang lebih bersedia untuk bekerja lembur dan tugas ke luar kota dalam jangka waktu yang lama, dibandingkan karyawan yang telah menikah.

Kemapanan dan kondisi ekonomi pun menjadi alasan tetap melajang. Pria sering kali merasa kurang percaya diri jika belum memiliki kendaraan atau rumah pribadi. Sementara, perempuan lajang merasa senang jika sebelum menikah bisa hidup mandiri dan memiliki karir bagus. Mereka bangga memiliki sesuatu yang dihasilkan dari hasil keringat sendiri. Selain itu, ada kepuasaan tersendiri.

Pelajang juga menjadi sasaran keluarga untuk dicarikan jodoh, terutama bila saudara sepupu yang seumuran telah menikah atau adik sudah mempunyai pacar. Sementara orangtua menginginkan agar adik tidak melangkahi kakak, agar kakak tidak berat jodoh.

Tidak dapat dipungkuri, sebenarnya lajang juga mempunyai keinginan untuk menikah, memiliki pasangan untuk berbagi dalam suka dan duka. Apalagi melihat teman yang seumuran yang telah memiliki sepasang anak yang lucu dan menggemaskan. Bisa jadi, mereka belum menemukan pasangan atau jodoh yang cocok di hati. Itulah alasan mereka untuk tetap menjalani hidup sebagai lajang.
Melajang adalah sebuah sebuah pilihan dan bukan terpaksa, selama pelajang menikmati hidupnya. Pelajang akan mengakhiri masa lajangnya dengan senang hati jika telah menemukan seorang yang telah cocok di hati.

Kehidupan melajang bukanlah sebuah hal yang perlu ditakuti. Bukan pula sebuah pemberontakan terhadap sebuah ikatan pernikahan. Hanya, mereka belum ketemu jodoh yang cocok untuk berbagi dalam suka dan duka serta menghabiskan waktu bersama di hari tua.

Tulisan 2 (Hubungan Interpersonal)

A. Model dan Hubungan Interpersonal

Dalam suatu interaksi, dapat dimungkinkan munculnya hubungan interpersonal dimana hubungan antara pihak-pihak yang berinteraksi telah menjadi lebih jauh. Dalam hubungan interpersonal terdapat beberapa unsur yang dapat digunakan dalam mengklasifikasi hubungan interpersonal tersebut. Unsur tersebut meliputi jumlah individu yang terlibat, tujuan yang ingin dicapai, jangka waktu hubungan, serta tingkat kedalaman atau keintiman hubungan.

Hubungan interpersonal sendiri dibagi kedalam empat model. Model sendiri menurut B. Aubrey Fisher merupakan analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan unsur, sifat, atau komponen yang penting dari sebuah fenomena. Dengan kata lain model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori.

Model pertama adalah Model Pertukaran sosial( social exchange model) dimana didefinisikan secara singkat bahwa hubungan interpersonal diidentifikasikan dengan transaksi dagang. Untuk memperoleh sesuatu ada harga yang arus dibayar (cost-reward).

Model hubungan interpersonal yang kedua adalah Model Peranan (role model). Dalam model ini, hubungan interpersonal digambarkan sebagai panggung sandiwara. Individu akan dipandan baik bila dapat memainkan perana sesuai ekspektasi lawan hubungan. Bila individu tersebut bertindak jauh dari ekspektasi, maka hubungan interpersonal cenderung akan menjadi lebih renggang.

Model yang ketiga adalah Model Permainan ( games people play model). Untuk menjelaskan model ini digunakan analisis transaksional dimana manusia diklasifikasikan dalam tiga karakter, yaitu kepribadian anak-anak, dewasa, dan orang tua.

Model hubungan transaksional keempat adalah Model Interaksional. Model interaksional inilah yang akan saya jelaskan secara lebih mendalam.

Model Interaksional

Interaksi menurut KBBI (2001:438) didefinisikan sebagai hal saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi, antarhubungan. Dan Model, seperti yang telah saya sebutkan diatas merupakan gambaran untukmenjelaskan sebuah teori. Model Interaksional dapat dipahami sebagai gambaran tertentu untuk menjelaskan teori mengenai suatu bentuk hubungan antara satu pihak dengan pihak lainnya yang saling melakukan aksi.
Dalam model interaksional ini, suatu hubungan interpersonal didefinisikan sebagai suatu sistem. Saya mengambil analogi sistem pencernaan manusia. Dalam sistem tersebut, masing masing organ seperti mulut, kerongkongan, lambung, dan usus harus dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik. Bila salah satu organ dalam sistem mendapatkan gangguan, maka akan mengganggu kinerja organ lainnya.
Demikian pula halnya dengan hubungan interpersonal yang terjadi antara satu pihak dengan pihak lainnya. Suatu gangguan atau permasalahan pada satu pihak akan berengaruh terhadap pihak lainnya.
Model hubungan ini amat berbeda dengan model linier dimana suatu hubungan (dalam bentuk komunikasi) hanya terdiri atas satu arah. Model s-r menggambarkan hanya mengenai stimulus dan respon. Fokus kajian dalam model s-r hanya sampai tahap dimana pihak penerima stimulus memberikan respon.

Model Interaksional yang memandang hubungan sebagai sebuah sistem menggambarkan lebih jauh dari sekedar proses stimulus hingga keluarnya respon. Bila model linier menggambarkan bahwa individu bersikap pasif, maka dalam model interaksional ini digambarkan bahwa individu bersifat aktif.
Model interaksional mengacu pada perspektif interaksionisme simbolik yang dikembangakan oleh ilmuwan sosial untuk menjelaskan komunikasi. Beberapa konsep penting dalam model interaksional ini adalah diri sendiri, oang lain, simbol, makna, penafsiran, dan tindakan. Blumer sebagai tokoh penganut interaksional, mengemukakan tiga premis yang menjadi premis model ini. Premis pertama mngemukakan bahwa manusia bertindak sesuai makna yang diberikan kepadanya. Pemis kedua mengatakan bahwa makna tersebut berhubungan langsung dengan interaksi sosil yang dilakukan individu dalam lingkungannya. Premis yang ketiga menyatakan bahwa makna diciptakan, dipertahankan, dan diubah melalui proses penafsiran yang dilakukan individu dalam berinteraksi dengan sekitarnya.
Model Interaksional menekankan bahwa individu yang melakukan hubungan sederajat satu sama lain. Elemen yang juga penting diperhitungkan dalam model ini adalah feed back atau umpan balik.

B. Memulai Hubungan 

1. Pembentukan

Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. 

Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya. Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu: 
a) informasi demografis 
b) sikap dan pendapat (tentang orang atau objek)
c) rencana yang akan datang
d) kepribadian
e) perilaku pada masa lalu
f) orang lain serta 
g) hobi dan minat.


2. Peneguhan Hubungan

Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah.Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu: 
a) keakraban
b) kontrol
c) respon yang tepat dan 
d) nada emosional yang tepat.

Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan interpersonal akan terperlihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan. Faktor kedua adalah kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol siapa, dan bilamana. Jika dua orang mempunyai pendapat yang berbeda sebelum mengambil kesimpulan, siapakah yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang menentukan, dan siapakah yang ominan. Konflik terjadi umumnya bila masing-masing ingin berkuasa, atau tidak ada pihak yang mau mengalah. Faktor ketiga adalah ketepatan respon. Dimana, respon A harus diikuti oleh respon yang sesuai dari B. Dalam percakapan misalnya, pertanyaan harus disambut dengan jawaban, lelucon dengan tertawa, permintaan keterangan dengan penjelasan. Respon ini bukan saja berkenaan dengan pesanpesan verbal, tetapi juga pesan-pesan nonverbal. Jika pembicaraan yang serius dijawab dengan main-main, ungkapan wajah yang bersungguh-sungguh diterima dengan air muka yang menunjukkan sikap tidak percaya, maka hubungan interpersonal mengalami keretakan. Ini berarti kita sudah memberikan respon yang tidak tepat. Faktor terakhir yang dapat memelihara hubungan interpersonal adalah keserasian suasana emosional ketika komunikasi sedang berlangsung.Walaupun mungkin saja terjadi interaksi antara dua orang dengan suasana emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu tidak akan stabil. Besar kemungkinan salah satu pihak akan mengakhiri interaksi atau mengubah suasana emosi.

C. Intimasi dan Hubungan Pribadi

Menurut Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama. Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.

Intimasi juga adalah salah satu atribut yang paling menonjol dalam suatu hubungan intim daripada hubungan pribadi yang lain. Keintiman (intimacy) sangat berkaitan dengan derajat kecintaan, kepercayaan, kepuasan, tanggung jawab dan pengertian pasangan dalam hubungan yang dekat (intim). Keintiman juga memberikan sumbangan besar dalam memenuhi kebutuhan individu dan keintiman itu pun memberikan efek positif pada kebaikan pasangan dalam suatu hubungan pertemanan (Prager & Buhrmester dalam untuk mejalin hubungan pribadi diperlukan adanya intimacy Cinta interpersonal membutuhkan tiga hal: Intimacy, Passion, dan Commitment. Perasaan dekat dan nyaman muncul dari kualitas kebersamaan yang bagus. Keberasamaan yang menciptakan Intimacy dan kenyamanan ini adalah sebuah wujud awal dari cinta yang sering disebut sebagai persahabatan atau pertemanan (Liking/Friendship).

Proses pendekatan itu proses dimana kebersamaan yang menciptakan Intimacy dan kenyamanan yang merupakan wujud awal cinta Jika Intimacy, Passion, dan Commitment terpenuhi, maka sebuah hubungan akan menjadi sempurna karena dliliputi oleh cinta yang menyeluruh (Consummate Love). Namun, keadaan yang penuh cinta yang menyeluruh ini bisa berlangsung selamanya dan bisa juga tidak. Kenapa? Semua bergantung pada proses memelihara tiga hal tersebut yang dipenuhi berbagai rasa, mulai dari sedih, gembira, puas, kecewa, rindu bahkan bosan.

Ketika Intimacy yang hilang, maka yang terjadi adalah cinta absurd (Fatuous Love). Apa itu fatuos love /cinta absurd ? Cinta absurd adalah cinta yang bersandar pada Passion dan Commitment.  seperti mempertahankan pernikahan atau berpacaran karena teman, orangtua, usia, dan motivasi dari luar lainnya. Hanya saja, ada motivasi pada ketertarikan pribadi dan fisik, dan Comitment yang tidak bertujuan menjaga hubungan, tapi lebih bertujuan mengejar materi atau kekuasaan. Cinta ini menjadi absurd karena hal yang paling awal tidak ada lagi. Hilangnya Intimacy terjadi, juga karena respon yang tidak tepat terhadap rasa yang menyertai sebuah hubungan, seperti sedih, gembira, puas, kecewa, rindu bahkan bosan.

D. Intimasi dan Pertumbuhan

untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita.

Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena

(1) kita tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh;
(2) kita tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan;
(3) kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang rahasia;
(4) kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup
(5) kita memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus . 

Dalam hal inilah keutamaan cinta dibutuhkan.

sumber : 
- http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/hubungan-interpersonal.htm