Powered By Blogger

Selasa, 03 April 2012

perkembangan ilmu kimia 2


BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah
Ilmu kimia merupakan suatu cabang ilmu yang di dalamnya mempelajari bangun (strukutur) materi dan
perubahan-perubahan yang dialami materi ini dalam prosesproses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan (Keenan, 1984). Salah satu ilmu dalam kimia adalah kimia teori, dimana metode matematika yang dikombinasikan dengan hukum dasar fisika akan dapat menjelaskan suatu proses kimia yang bersangkutan. Kimia teori pada mulanya hanya bisa memecahkan masalah sebatas satu atau dua partikel yang bergabung menjadi satu kesatuan partikel, yang mana kemudian memperkenalkan sistem koordinat pusat massa. Tetapi dengan adanya suatu pemecahan masalah secara numerik, dimana hasilnya memiliki tingkat keakurasian yang tinggi, berbagai masalah dalam sistem dengan komponen
penyusun yang agak kompleks dapat dipecahkan. Munculnya piranti komputer membuat perhitungan numerikal dengan angka tinggi semakin akurat. Hal ini menyebabkan munculnya bidang baru dalam kimia yaitu kimia komputasi (Jensen, 2007). Komputer saat ini telah banyak digunakan dalam berbagai keperluan kimia, misalnya pada NMR spectrometer dan berbagai macam pemodelan untuk suatu reaksi kimia. Kimia komputasi dapat dengan cepat menjelaskan tentang teori kimia, dimana tujuan utamanya adalah untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan perhitungan. Kimia komputasi terbagi dalam tiga masalah utama, yaitu mengartikan kode, problem teknik, dan memperkirakan hasil yang berkualitas (Jensen, 2007). Kimia komputasi dapat melakukan perhitungan dengan intensif dan dapat mengolah data dalam jumlah besar. Dari data, sebagai contoh dapat diolah menjadi susunan gen untuk bioinformatik yang digunakan sebagai pembading. Sedangkan perhitungan yang intensif dapat dihubungkan dengan simulasi dari kejadian yang terdapat di alam, dan disebut sebagai model komputasi. Dengan adanya simulasi, terutama menggunakan teori modern mekanika kuantum, kita dapat memahami dan memprediksi reaksi kimia dan juga dapat mempelajari fase-ringkas dari
katalitik, elektrokimia, dan reaksi fotokimia. Banyak reaksi yang melibatkan transfer elektron, dan kadang juga dikombinasikan dengan pemutusan dan pembentukan ikatan kimia. Variabel termodinamik merupakan kunci utama dalam menggambarkan bertambahnya atau berkurangnya electron dalam suatu spesies kimia (Wardman, 1989).

Kimia komputasi ini menggunakan berbagai macam variabel. Variabel yang digunakan dipengaruhi atau ditentukan oleh dari segi mana atau sudut pandang kita dalam memecahkan masalah atau persoalan dalam berbagai macam reaksi kimia. Dalam kimia komputasi variabel yang dapat
digunakan antara lain variabel ruang dan waktu dalam persamaan Schrodinger yang di dalamnya terdapat energi kinetik dengan operator Hamiltonian. Selain variabel diatas juga terdapat variabel lain yang dapat digunakan untuk perhitungan dan menunjang teori yaitu variabel elektronik dan inti (Jensen, 2007).

Variabel inilah yang nantinya kita gunakan alam penelitian ini dengan menggunakan metode struktur
elektron pada partikel yang bebas, dalam artian partikel ini tidak berikatan dengan partikel yang lain. Dengan menggunakan metode ini kita dapat memperkirakan terjadinya transfer muatan pada dye dengan semikonduktor pada sel surya pewarna tersensitasi. Sel surya atau biasa disebut dengan solar cell atau photovolataic cell generasi pertama yang menggunakan silikon diperkenalkan pada tahun 1954 dan digunakan secara luas hingga pertengahan tahun 70an (kazmeski, 1997).

Sebelumnya sel surya dibuat dengan menggunakan tembaga oksida atau perak klorida yang di-coating pada elektroda logam yang direndam dalam larutan elektrolit pada tahun 1839 oleh Becquerel (Smestad, 1998). Sel surya pada dasarnya bekerja dengan mengubah energi matahari menjadi energi
listrik. Sel surya sendiri merupakan merupakan suatu semikonduktor dimana permukaannya cukup luas dan terdiri dari rangkaian dioda tipe p dan n, sehingga mampu mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Selama ini manusia lebih banyak menggunakan energi kovensional yang berasal
dari minyak bumi maupun gas alam dan batu bara. Hal ini membuat cadangan sumber daya alam ini semakin berkurang dan butuh waktu yang sangat lama untuk kembali memperbaruinya. Oleh karena itu muncul ide untuk menggunakan energi matahari yang tak terbatas dan dapat diperbarui sebagai sumber energi yang baru (Wan, 2004). Tetapi sebelum ditemukan sel surya ini pemanfaatan energi matahari hanya sebatas bentuk energi panasnya. Matahari memancarkan energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik yang sebagian dapat dideteksi oleh manusia sebagai sinar tampak (Agar, 2005). Digunakannya energi matahari ini sangat menguntungkan. Energi listrik yang dihasilkan oleh sel surya tidak mengeluarkan limbah, baik gasgas beracun ataupun limbah nuklir yang ditimbulkan pembangkit listrik tenaga nuklir (Cohen, 2004). Selain itu, seiring dengan kemajuan teknologi sel surya juga ikut
berkembang sehingga memberikan keuntungan yang lain. Perkembangan paling berarti dalam penelitian sel surya adalah penemuan sel surya yang menggunakan pewarna tersensitasi (SSPT) oleh Michael Grätzel pada 1991. Sel surya ini disebut juga dengan sel Grätzel, yaitu jenis sel surya yang melibatkan proses absorbsi optis dan proses pemisahan muatan karena keberadaan sensitizer sebagai materi penyerap cahaya dengan semikonduktor berpita lebar yang memiliki struktur morfologi nanokristalin. Keuntungan dari SSPT ini adalah biaya pabrikasi yang relatif murah, dapat dioperasikan di bawah kondisi penyinaran yang terhambur, performa sel dapat dibuat bersifat opaque (Gräzel, 2003).
SSPT memanfaatkan interaksi foton dengan fotosensitizer, khususnya pewarna yang menghasilkan
pewarna tersensitasi untuk menghasilkan energi listrik. Secara umum SSPT tersusun dari jaringan nanokristalin dari semikonduktor dengan band gap yang lebar, semisal TiO2. Jaringan ini kemudian ditutup dengan menggunakan lapisan tunggal molekul-molekul pewarna, semisal Ru. Semikonduktor didepositkan pada elektroda oksida konduktif (TCO) jernih, yang nantinya sel akan dieluminasi melalui
lapisan tersebut. Pori-pori TiO2 diisi dengan elektrolit pasangan redoks (I-/I3-) yang berfungsi sebagai konduktor. Kemudian secara elektrik, elektroda tersebut dihubungkan dengan elektroda platinum. Selama iluminasi, elektron akan diinjeksikan dari pewarna fotoeksitasi ke dalam semikonduktor dan bergerak melalui subtrat TCO. Sedangkan elektrolit akan mereduksi pewarna yang teroksidasi dan
menghantarkan muatan positif ke elktroda Pt (Cohen, 2004;Zaban, 2003). Jadi dalam SSPT terdapat tiga proses yang terlibat, yaitu eksitasi fotosensitizer oleh foton, pemanfaatan pita konduksi pada semikonduktor dan reaksi redoks pada larutan elektrolit.

Prinsip kerja SSPT secara umum adalah foton yang  menerobos kristal nano diabsorb oleh fotosensitizer dan mengeksitasi elektron dari fotosensitizer ke keadaan tereksitasi. Melalui transfer muatan, elektron yang berada pada keadaan tereksitasi akan turun ke pita konduksi dari TiO2 . Selanjutnya dari pita konduksi TiO2 , elektron akan mengalir melalui elektroda menuju elektroda lawan. Elektron yang ada di elektroda lawan akan bereaksi dengan larutan elektrolit yang akan menyebabkan terjadinya reaksi redoks pada 5.elektrolit. Reaksi redoks pada elektrolit pada gilirannya akan memberikan elektron kepada fotosensitizer dan siap untuk dieksitasi lagi untuk memulai siklus berikutnya (Akhlus,2007).

Proses bagaimana elektron dari dye ke pita konduksi inilah yang diteliti secara komputasi dalam penelitian ini. Proses emisi atau turunnya elektron ke pita konduksi ini dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang, dalam penelitian ini sudut pandang yang digunakan adalah melalui pendekatan
secara asimetri top. Pendekatan ini didasarkan pada perbedaan level energi pada molekul. Hal ini dipengaruhi oleh bentuk struktur dari molekul dye itu sendiri. Struktur molekul memiliki harga energi yang berbeda-beda. Dari perbedaan energi inilah yang nantinya akan memberikan kita hasil dalam
percobaan ini bagaimana bentuk struktur dye yang optimum, yaitu yang menghasilkan energi terbesar.

1.2 Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana menjadikan suatu proses dalam alam dapat dijadikan sebuah model komputasi dengan keakuratan yang tinggi. Selain itu, data-data yang akan dimasukkan dalam variabel juga menjadi masalah tersendiri.

1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini hanya menganalisa dan memprediksikan pengaruh dari perbedaan tingkat energi suatu molekkul dye terhadap energi total yang berpengaruh pada SSPT. Selain itu dalam penelitian ini kita hanya mengandalkan perhitungan numerik dari data yang telah ada dari penelitian sebelumnya.
Hanya dengan menggunakan satu metode perhitungan diharapkan kita dapat menemukan konsisi terbaik dalam kasus ini.

1.4 Tujuan
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperkirakan pengaruh dari perbedaan tingkat energi dari suatud dye terhadap energi total yang dihasilkan. Dari sisin kita dapat mengetahui struktur dye yang seperti apa yang dapat memberikan energi terbesar untuk SSPT secara keseluruhan. Selain itu dari penelitian ini dapat digunakan untuk membandingkan dye seperti apa yang dapat menghasilkan energi terbesar dalam SSPT dengan penggunaan pendekatan perbedaan tingkat energi dan pendekatan menggunakan bilangan kuantum.


BAB II
Pembahasan

Ilmu kimia adalah ilmu alam yang mempelajari tentang perubahan materi, baik perubahan yang terjadi secara kimia atau pun secara fisika. Untuk mengetahui perubahan tersebut dapat dikaji berdasarkan perubahan energi yang menyertai perubahan-perubahan pada materi.
Dalam hal ini diperlukan suatu teori, yaitu termodinamika kimia, di mana teori ini diturunkan dari hukum mekanika. Dan untuk memahaminya diperlukan teori kinetika kimia, di mana teori ini diturunkan dari hukum-hukum kinematika.
Perubahan materi bisa juga dikaji dari sifat-sifat materi sebelum dan sesudah mengalami perubahan untuk mengetahui sifat-sifat materi maka diperlukan teori yang disebut spektroskopi, yang berguna untuk mengkaji struktur dan komposisi materi.
Perkembangan Ilmu Kimia
Awalnya, ilmu kimia berawal dari percobaan-percobaan bermacam materi yang dilakukan dengan mencoba-coba hanya untuk tujuan praktis. Perkembangan ilmu kimia tidak terlepas dari hasil dan cara-cara tradisional yang diperoleh secara kebetulan.
Kemudian, perkembangannya dipengaruhi oleh filsafat Yunani kuno. Oleh karena itu, ilmu kimia memiliki dua landasan yaitu; teoritis dan empiris. Pada masa lampau manusia sering mengkaitkan suatu gejala alam dengan hal yang berbau magis atau supernatural yang akhirnya dikenal sebagai mitos.
Dengan adanya perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia, filsafat Yunani kuno menerangkan peristiwa alam tersebut dengan logika seperti yang dilakukan oleh Aristoteles dan Plato yang mengemukakan bahwa materi di alam ini terdiri dari empat unsur, yaitu: api, tanah, air dan udara. Yang kemudian mengembangkan gagasan mengenai panas, dingin, kering, dan lembap.
Filsuf Yunani mempercayai bahwa materi dapat diubah menjadi materi lain dengan mengubah sifat-sifatnya, seperti api yang panas dapat diubah menjadi air yang dingin. Pandangan tersebut bertahan sampai akhirnya muncul Alkimia, yang pertama kali berkembang di Mesir.
Alkimia
Walaupun konsep yang diberikan oleh pakar alkimia belum merupakan teori ilmiah, namun kehadirannya menyumbangkan perkembangan ilmu kimia berikutnya. Salah satu sumbangan alkimia terhadap perkembangan ilmu kimia adalah pemberian lambang-lambang zat-zat kimia yang ditemukan pada waktu itu. Teori-teori yang lahir pada waktu itu kurang dipublikasikan, ilmuwan-ilmuwan pada waktu itu adalah Ibnu Sina dan Ibnu Hayan.
Pada abad XVI – XVII adalah masa di mana terjadi peralihan antara alkimia ke ilmu kimia sebagai ilmu pengetahuan alam modern. Beberapa pakar yang mewakili perkembangan ilmu kimia modern adalah: Joseph Priestley (1733 – 1804), Antoine Lavoiser (1743 – 1794), dan John Dalton (1766 – 1844).
Kimia modern lahir sebab temuan-temuannya dilandasi dengan konsep,prinsip dan teori yang dikembangkan melalui kajian eksperimen dan metoda ilmiah. Yaitu dengan melakukan pengamatan, mencari pola berdasarkan pengamatan, perumusan teori, dan pengujian teori.
Pengamatan yang dimaksud adalah mengamati gejala-gejala yang akan diteliti agar dapat melihat dan mengetahui gejala keteraturan dari data yang dihasilkan. Aspek penelitian lainnya adalah eksplansi, yaitu dengan menggunakan suatu atau beberapa hipotesis yang harus dilakukan uji coba yang baru hipotesis berhasil menjadi sebuah teori apabila berhasil melalui serangkaian ujian.

BAB III
Kesimpulan
Ilmu kimia adalah ilmu alam yang mempelajari tentang perubahan materi, baik perubahan yang terjadi secara kimia atau pun secara fisika. Untuk mengetahui perubahan tersebut dapat dikaji berdasarkan perubahan energi yang menyertai perubahan-perubahan pada materi.



PERKEMBANGAN ILMU KIMIA


PERKEMBANGAN ILMU KIMIA FISIK, TEORI ATOM LISTRIK DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU


I. PENDAHULUAN
Penerapan pada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi membutuhkan dimensi etis sebagai pertimbangan dan kadang-kdang mempunyai pengaruh pada proses perkembangan IPTEK. Tanggung jawab etis merupakan hal yang menyangkut kegiatan maupun pengunaan IPTEK. Dalam hal ini berarti Ilmu Pengetahuan dan Teknologi harus memperhatikan kodrat dan martabat manusia, menjaga keseimbanganekosistem serta bertanggung jawab pada kepentingan umum.Ilmu Pengetahuan Alam merupakan bentuk refleksif (reflexion form) dari proses belajar yang ada dalam struktur tindakan instrumentasi, yaitu tindakan yang ditujukan untuk mengendalikan kondisi eksternal manusia. Ilmu Pengetahuan Alam terkait dengan kepentingan dalam meramal (memprediksi) dan mengendalikan proses alam. 
IPA mulai berdiri sejak abad ke-17. Kemudian Auguste Comte pada tahun 1853 membagi IPA menjadi beberapa golongan. Dalam pengolongan IPA tersebut dimulai dari Matematika, Astronomi, Fisika, Kimia, Biologi dan Sosiologi. Dimana penggolongan tersebut didasarkan pada urutan tata jenjang, asas ketergantungan dan ukuran kesederhanaan.
Dimana ilmu kimia digolongkan menjadi beberapa cabang, yang salah satunya yaitu Kimia Fisik. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang ilmu kimia fisik dengan materi pokok “Teori Atom Listrik”.

II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa itu Ilmu Kimia Fisik?
B. Apa itu Filsafat Ilmu?
C. Bagaimana hubungan antara Sains dan Filsafat?
D. Bagaimana Teori Atom Listrik dalam Perspektif Filsafat Ilmu?


III. PEMBAHASAN
A. Ilmu Kimia Fisik
Prestasi umat islam dalam sains dan teknologi sangat banyak dan berjalan konsisten selam hamper 1200 tahun. Memang ada masa-masa ketika ilmu-ilmu dasar seperti matematika, fisika, kimia dan astronomi lebih berkembang yaitu pada awal era abbasiyah. Hal ini diakui oleh banyak sejahrawan barat.Will Durrant dalam bukunya The Story of Civilization IV: The Age of Faith mengatakan:“Chemistry as a science was almost created by the moslems: for in this field where the Greeks (so far as we know) were confined to industrial experience and vague hipothesis, the Saracens introduced precise observation, controlled experiment, and careful records. They invented and named the alembic (al-anbiq), chemically analyzed innumerable substances, composed lapidaries, distinguished alkalis and acids, investigated their affinities, studied and manufactured hundreds of drugs. Alchemy, which the mosleems inherited from Egypt, contributed to chemistry by a thousand incidental discoveries, and by its method, which was the most scientific of all medieval operations.”(Kimia adalah ilmu yang hampir seluruhnya diciptakan oleh kaum muslim. Saat dalam bidang ini orang-orang yunani tidak memiliki pengalaman industri dan hanya memberikan hipotesis yang meragukan, para ilmuan muslim mengantarkan pada pengamatan teliti, eksperimen terkontrol dan catatan yang hati- hati. Mereka menemukan dan memberi nama alembic (al-anbiq), menganalisis substansi yang tak terhitung banyaknya, membedakan alkali dan asam, menyelidiki kemiripannya, mempelajari dan memproduksi ratusan jenis obat. Alkimia yang diwarisi kaum muslim dari Mesir menyumbangakan untuk kimia ribuan penemuan incidental, dari metodenya yang paling ilmiah dari seluruh kegiatan pada zaman pertengahan). 
Kasem Khaleel juga menulis dalam science in the name of God:“According to the world book encyclopedia the Grecian word for chemistry, chemic, describes “the art of attempting to make gold and silver from base metals such as lead”. This mystical concept is known today as alchemy, which is derived from the Arabic, al-Kimiya” Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interasi untuk membentuk materi. Atau kimia merupakan suatu ilmu yang mempelajari perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan materi tersebut.Sedangkan ilmu fisika adalah ilmu tentang alam dan makna luas, dimana fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup/ materi dalam lingkup masyarakat dan waktu. Fisika sering disebut sebagai “ilmu paling mendasar” karena setiap ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi dll) mempelajari jenis system materi tertentu yang mematuhi hukum fisika. Sehingga dapat diketahui bahwa ilmu Kimia Fisik merupakan kolaborasi/ perpaduan antara ilmu kimia dan fisika. Ilmu Kimia Fisik yaitu ilmu yang mempelajari fenomena mikroskopik, makroskopik, atom, sub atom dan partikel dalam system dan proses kimia berdasarkan prinsip-prinsip dan konsep fisika. Robin Hendry memandang hubungan antara kimia dan fisika dari sudut pandang filsafat berupa konsep reduksionisme dan emergentisme. Hubungan antara keduanya yaitu ahli kimia mengunakan hukum fisika, mengambangakan teori kimia berdasarkan hokum tersebut dan melihat keterkaitan antara kedua teori tersebut.

B. Filsafat Ilmu
Victor F. Lenzen dalam Philosophy of Science yang dimuat dalam Living Schools of Philosophy merumuskan apa yang dimaksud dengan ilmu dan Filsafat Ilmu. Lenzen menyatakan, ilmu berarti suatu kegiatan kritis yang bertujuan menemukan dan juga merupakan pengetahuan sistematis yang didasarkan pada kegiatan kritis tersebut. 
Filasafat Ilmu, yang menyelidiki suatu ilmu, yaitu metode dan bentuk pengetahuan ilmiah serta makna teoritis dan praktis dari ilmu.Cabang filsafat yang membahas masalah ilmu adalah Filsafat Ilmu. Tujuannya analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara-cara bagaimana pengetahuan itu diperoleh. Jadi Filsafat ilmu merupakan penyelidikan tentang cir-ciri pengetahuan ilmiah dan cara untuk memperolehnya. Pokok perhatian Filsafat Ilmu adalah proses penyelidikan ilmiah itu sendiri. The Liang Gie mendefinisikan Filasafat Ilmu adalah segenap pemikiran refleksif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.Sedangkan menurut Hartono Kasmadi, Filsafat Ilmu adalah studi gabungan yang terdiri dari beberapa studi yang beraneka macam yang ditujukan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu.

Masalah- masalah Filsafat Ilmu mencakup:
1) Struktur ilmu, yang meliputi metode dan bentuk pengetahuan ilmiah.
2) Kegunaan ilmu bagi kepentingan praktis dan pengetahuan tentang kenyataan
.

C. Hubungan antara Sains dan Filsafat
Terdapat beberapa titk dimana filsafat dan sains bertemu. Dalam beberapa abad terakhir filsafat telah mengembangkan kerjasama yang erat dengan sains. Filasafat dan sains keduanya memakai pemikiran reflektif dalam usaha menghadapi fakta-fakta dunia dan kehidupan. Keduanya menunjukan sikap yang kritik dengan fikiran terbuka dan kemauan yang tidak memihak untuk mengetahui kebenaran. Keduanya berkepentingan mendapatkan pengetahuan yang teratur. Sains membekali Filasafat dengan bahan-bahan yang deskriptif dan faktual yang sangat perlu untuk membangun filsafat. Tiap filsafat dari suatu periode condong untuk merefleksikan pandangan ilmiah periode tersebut. Sains melakukan chek terhadap filsafat dengan membantu menghilangkan ide-ide yang tidak sesuai dengan pengetahuan ilmiah. 
Filsafat mengambil pengetahuan yang terpotong-potong dari bermacam-macam sains dan mengaturnya dalam pandangan hidup yang lebih sempurna dan terpadu. Sebagai contoh penerimaan teori evolusi mendorong kita untuk meninjau kembali pemikiran kita hampir dalam segala bidangnya.Kontribusi yang lebih jauh yang diberikan oleh filsafat terhadap sains adalah kritik tentang asumsi dan postulat sains serta analisa kritik tentang istilah-istilah yang dipakai.

D. Teori Atom Listrik dalam Perspektif Filsafat Ilmu
Ontologi
Konsep fundamental yang menjadi dasar teori baru diambil dari teori listrik dan dengan bantuan teori tersebut, teori atom menerima isis baru. Struktur atom materi dikonfirmasikan sampai tingkatan tertentu oleh data kimia dan yang lain, dalam satu bentuk atau bentuk yang lain teori atom menjadi tidak dapt dielakkan dalam setiap gambaran dunia fisis. Sekalipu demikian, hal itu tidak perlu secara niscaya menjadi prinsip penjelasan akhir.Hakikatnya, teori baru ini diberikan dengan memasukkan atomisme ke dalam teori listrik. Data empiris yang tidak terhitung jumlahnya dikonfirmasikan dengan kepastian hipotesis yang semakin meningkat bahwa listrik itu juga terdiri atas partikel kecil, yang tidak dapat dibagi, dan dapat berhasil dibuktikan bahwa atom materi yaitu unsur kimia- seluruhnya terdiri atas partikel listrik. Menurut hipotesis ini,setiap atom kimia terdiri atas “nukleus” yang bermuatan positif, dan sejumlah partikel listrik negatif- yang disebut “elektron” yang berputar mengitari nukleus dengan kecepatan tinggi. Elektron itu semuanya sama- yaitu setiap elktrn menampilkan sejumlah kecil listrik negative. Jumlah muatan elementer positif nukleus sama dengan jumlah elektron (dalam keaadaan normal atom) yang berputar mengitarinya. Jadi seluruh atom itu bermuatan positif dan negatif dengan tingkatan yang sama- dan dengan demikian memberi penampakan netral secara elektris.Disini kiranya tidak perlu untuk memasuki rincian teori ini, melainkan cukup dengan menekankan bahwa dengan bantuannya, jumlah data fisis dan kemis yang sangat banyak dijelaskan, sebagian diprediksikan, bahwa isi konseptual teori tersebut mempunyai nilai kebenaran yang sangat tingi. Secara kebetullan, hal itu juga memberi kita banyak sekali pengetahuan ilmiah tertentu.Epistemologi Objek empiris dapat diketahui oleh sains, objek abstrak-rasional dapat diketahui filasafat. Manusia memiliki rasa ingin tahu, ia ingin tahu apa rasa air laut. Ia cicipi, maka tahulah ia kalau air laut ternyata memiliki rasa asin. Manusia ingin tahu mengapa air laut rasanya asin. Ia berfikir, maka ia temukan bahwa air laut asin karena ada hukum yang mengatur sehingga air laut selalu asin.Sama halnya dengan teori Atom Listrik, teori atom listrik diperoleh secara empiris. Dimana para ilmuan menemukan teori ini dari beberapa eksperimen berdasarkan pengamatan indrawi.Menurut mereka, muatan positif dan negative tidak dapat muncul atau lenyap. Kuantitasnya juga tidak tergantung pada situasi atau gerakan pengamat. Dalam kenyataannya, sifatnya yang tetap nampaknya tidak dapat dikualifikasikan dan itulah mengapa partikel elementer listrik benar-benar dipercaya merepresentasikan substansi alam yang sesungguhnya. Sebagaimana yang disebutkan dalam buku fisika modern bahwa: “Fisika modern mungkin dapat dibenarkan melihat listrik sebagai substansi primer sejati yang karenanya semua benda yang dapat dijangkau persepsi indra diturunkan dan diusahakan oleh para peneliti alam selama ribuan tahun.Ketika ditemukannya bahwa kuantum listrik, seperti misalnya elektron- ketika dalam gerakan, berperilaku seolah-olah hal itu mempunyai massa mekanis (karena menurut prinsip teori listrik, hal itu menahan setiap akselerasi dengan cara yang khas yaitu menunjukkan unsur inersia yang secara pasti seperti inersial, massa mekanis).Massa listrik yang “nyata” dibicarakan dan kini kemungkinannya untuk menampilkan diri dengan menyatakan semua massa mekanis sebagai “nyata” yaitu dengan mereduksinya dengan massa listrik. Namun kesatuan akhir dua tahap sistem fisis ini nampak belum tercapai melalui asimilasi mekanika dengan elektro-dinamika, melainkan dengan penyerapan keduanya dalam sebuah system inklusif yang disitu kedua-duanya berkombinasi dalam kesatuan yang lebih tinggi. 
Aksiologi
Kegunaan teori atom listrik, diantaranya:
 Teori Atom Listrik mampu menerangkan fakta-fakta:
Ø
Kita lihat hukum kekekalan massa. Bila suatu reaksi kimia hanya mengambil atom-atom dari reaktan lalu membagikannya pada hasil reaksi, maka jumlah atom dari masing-masing elemen harus tetap sama. Karena atom selama reaksi tidak mengalami perubahan massa, berarti jumlah massa atom harus tetap sama. Dengan perkatan lain, sebelum reaksi massanya harus tetap konstan.
 Teori atom Listrik mempermudah penerangan/ pemahaman dalam Hukum Perbandingan Tetap.
Ø 
Misalnya kita bayangkan dua elemen A dan B yang membentuk suatu senyawa dimana tiap molekul dari zat tersebut terdiri dari sebuah atom A dan sebuah atom B. Dimana atom A dua kali lebih berat dari atom B, sehingga bila atom B memiliki massa satu unit, maka atom A adalah dua unit. 

IV. KESIMPULAN
- Ilmu Kimia Fisik merupakan kolaborasi/ perpaduan antara ilmu kimia dan fisika. Ilmu Kimia Fisik yaitu ilmu yang mempelajari fenomena mikroskopik, makroskopik, atom, sub atom dan partikel dalam system dan proses kimia berdasarkan prinsip-prinsip dan konsep fisika. Robin Hendry memandang hubungan antara kimia dan fisika dari sudut pandang filsafat berupa konsep reduksionisme dan emergentisme. Hubungan antara keduanya yaitu ahli kimia mengunakan hukum fisika, mengambangakan teori kimia berdasarkan hukum tersebut dan melihat keterkaitan antara kedua teori tersebut.
- Cabang filsafat yang membahas masalah ilmu adalah Filsafat Ilmu. Tujuannya analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara-cara bagaimana pengetahuan itu diperoleh. Jadi Filsafat ilmu merupakan penyelidikan tentang cir-ciri pengetahuan ilmiah dan cara untuk memperolehnya. Pokok perhatian Filsafat Ilmu adalah proses penyelidikan ilmiah itu sendiri
- Filasafat dan sains keduanya memakai pemikiran reflektif dalam usaha menghadapi fakta-fakta dunia dan kehidupan. Keduanya menunjukan sikap yang kritik dengan fikiran terbuka dan kemauan yang tidak memihak untuk mengetahui kebenaran. Keduanya berkepentingan mendapatkan pengetahuan yang teratur. Sains membekali Filasafat dengan bahan-bahan yang deskriptif dan factual yang sangat perlu untuk membangun filsafat.
- Pada hakikatnya, teori atom listrik ini diberikan dengan memasukkan atomisme ke dalam teori listrik. Data empiris yang tidak terhitung jumlahnya dikonfirmasikan dengan kepastian hipotesis yang semakin meningkat bahwa listrik itu juga terdiri atas partikel kecil, yang tidak dapat dibagi, dan dapat berhasil dibuktikan bahwa atom materi yaitu unsur kimia- seluruhnya terdiri atas partikel listrik
- Secara epistemologi, teori atom listrik diperoleh secara empiris. Dimana para ilmuan menemukan teori ini dari beberapa eksperimen berdasarkan pengamatan indrawi.
- Secara aksiologi, Teori Atom listrik memiliki kegunaan yaitu : Teori Atom Listrik mampu menerangkan fakta-fakta serta Teori atom Listrik mempermudah penerangan/ pemahaman dalam Hukum Perbandingan Tetap. 

V. PENUTUP
Demikian makalah ini dibuat. Penulis menyadari makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.