Powered By Blogger

Sabtu, 08 Oktober 2011


Bom Buku, Pengalihan Isu Penyalahgunaan Kekuasaan SBY


Sejumlah kalangan mencurigai munculnya aksi teror bom yang marak belakangan ini sebagai bentuk pengalihan sejumlah isu politik penting, khususnya terkait pemberitaan dugaan kasus penyalahgunaan kekuasaan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta isu perombakan (reshuffle) kabinet.
Pendapat ini disampaikan aktivis hak asasi manusia (HAM) Usman Hamid, anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan, anggota DPR Fraksi Hanura Syarifuddin Sudding, dan anggota DPR dari Fraksi Gerindra Martin Hutabarat secara terpisah di Jakarta, Rabu (16/3).
Menurut Usman, wajar muncul adanya kecurigaan aksi teror bom yang marak belakangan ini sebagai upaya pengalihan isu. Pasalnya, setiap terjadi kekisruhan politik penting yang menyangkut kekuasaan, selalu muncul kejadian atau peristiwa yang mampu mengalihkan fokus perhatian publik seperti aksi terorisme dan kejadian sara.
Ia menambahkan, pemberitaan-pemberitaan yang sensitif terhadap "stabilitas" kekuasaan biasanya bisa menimbulkan kekhawatiran pihak-pihak tertentu terhadap timbulnya situasi atau efek domino yang bakal terjadi.
"Kisruh politik semacam itu bisa terjadi seperti sekarang yang saling tumpang tindih antara kekuasaan massa pro demokrasi dan aksi dari ormas garis keras," ujar Usman Hamid.
Hal senada juga disampaikan oleh Sudding yang juga menilai wajar ada sejumlah kalangan yang mencurigai bahwa aksi teror bom berupa bingkisan buku sebagai upaya pengalihan isu dari berita miring WikiLeaks tentang SBY dan keluarganya serta orang-orang di lingkar kekuasaannya.
"Tidak tertutup kemungkinan pengalihan isu karena ini lagi hangat-hangatnya masalah WikiLeaks yang sangat sensitif dan menusuk jantung Istana. Perlu dicermati juga, siapa tahu ini memang dirancang untuk itu," ujarnya.
Anggota Komisi III ini mengaku, selama dua hari terakhir ini perhatian publik tak lepas dari isu tak sedap yang dipublikasikan di dua media massa Australia, The Age dan Sydney Morning Herald. Berita yang didapat dari bocoran kawat diplomatik Amerika Serikat melalui WikiLeaks tersebut dianggap Sudding mengguncang emosi publik.
Apalagi sampai saat ini belum ada bantahan langsung dari Presiden soal benar atau tidaknya isi berita itu, sehingga makin memperkuat kecurigaan publik tentang kebenaran berita tersebut. Sudding melihat, pemberitaan itu hanya bisa teralihkan apabila ada peristiwa yang lebih dahsyat lagi.
Dengan adanya paket bom yang dikirimkan untuk Ulil, yang merupakan tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL), dan akhirnya meledak, tentu bukan sembarang berita.
Trimedya Panjaitan justru mencurigai tidak hanya isu WikiLeaks yang coba dialihkan oleh pihak tertentu, tetapi juga soal isu reshuffle di Kabinet Indonesia Bersatu II. Pasalnya, isu ini sudah sampai pada titik jenuh karena terlalu lama dan ternyata juga hanya pepesan kosong.
"Ini pengalihan isu dari hiruk pikuk reshuffle yang sekarang ini sedang menjurus ke titik jenuh. Kelihatannya saja di permukaan tenang, padahal di dalamnya tidak tenang. Kita khawatir hiruk pikuk seperti itulah yang membuat tiga kejadian terjadi dalam satu hari, yakni teror bom itu, walaupun memang kelihatan daya ledaknya rendah," katanya.
Menurut Trimedya, pemerintah sudah sangat terpojok dengan reshuffle, sehingga ada upaya dilakukan teror "bom buku". Dia menganalisis, mantan Koordinator JIL Ulil Abshar-Abdalla, Ketua Pemuda Pancasila Yapto Suryosumarno, maupun Kepala Pelaksana Harian BNN Komjen Gorries Merre bukanlah pihak yang berbahaya, sehingga tiga teror tersebut benar-benar pengalihan isu.
Apalagi, Trimedya melihat, teror bom tersebut tidak menimbulkan korban massal dan tidak membuat masyarakat cemas.
Anggota DPR dari Partai Demokrat Ramadhan Pohan membantah bila peristiwa paket bom itu merupakan pengalihan isu. "SBY tidak punya ketakutan apa pun terhadap WikiLeaks. Jangan percaya itu pengalihan isu. Apakah bencana tsunami di Jepang juga pengalihan isu, kami bilang itu tidak. Kita harus berhati-hati terhadap tiupan isu rumor-rumor seperti itu," ujar Ramadhan Pohan.
Terlepas dari itu, publik telah banyak mengetahui bahwa pesan-pesan yang disampaikan Wikileaks selama ini terbukti benar. Lebih-lebih hal yang menyangkut masalah perang di Afghanistan dan Irak, Wikileaks sangat berjasa menelanjangi ulah bejat serdadu AS dan sekutunya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar