Powered By Blogger

Jumat, 28 Juni 2013

Rangkuman Tugas Kesehatan Mental

Konsep Sehat 
Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal.Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka sering kali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraan nya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan kondisi sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokter pun akan menyatakan pasien nya sehat jika menurut hasil pemeriksaan yang dilakukan mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.

Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Setelah perang dunia II , Perhatian masyarakat mengenai kesehatan jiwa semakin bertambah. Kesehatan mental bukan suatu hal yang baru lagi bagi peradaban manusia. Pepatah yunani tentangMens sana in confore sano merupakan 1 indikasi bahwa masyarakat di zaman sebelum masehi pun sudah memperhatikan betapa pentingnya aspek kesehatan mental. Seperti juga psikologi yang mempelajari hidup kejiwaan manusia, dan memiliki usia sejak adanya manusia di dunia, maka masalah kesehatan jiwa itupun telah ada sejak beribu-ribu tahun yang lalu dalam bentuk pengetahuan yang sederhana.

Pendekatan Kesehatan Mental
  1. Orientasi Klasik
  2. Orientasi Penyesuaian Diri
  3. Orientasi Perkembangan Potensi 

sumber  : 
Siti Sundari, HS.2005. Kesehatan Mental dalam Kehidupan. Cetakan pertama. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya

Teori Kepribadian Sehat 
1. Aliran Psikoanalisa 
    Psikoanalisa merupakan bagian dari psikologi yang tak bisa terlepaskan dari kekuatan alam bawah sadar, Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini.

2. Aliran Behaviorisme 
    Behaviorisme yaitu sebagai aliran memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu didalam suatu sistem kompleks yang bertingkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum.

3. Aliran Humanistik
   Para ahli psikologi Humanistik, telah memiliki sudut pandang yang segar terhadap kodrat manusia. Apa yang mereka lihat adalah suatu tipe individu yang berbeda dari apa yang digambarkan oleh behaviorisme dan psikoanalisa, yaitu bentuk-bentuk psikologi tradisional.

Sumber data : 
Baihaqi, MIF. (2008). Psikologi Pertumbuhan, Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan Optimisme. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan Personal
Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (Adaptations), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pertumbuhan pribadi/personal manusia adalah suatu proses organis dan bukan suatu proses mekanis. Pertumbuhan adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman.

Sumber data :
Fatimah,N. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung : Pusaka Setia
www.Wikipedia.com

Ciri-ciri Kepribadian yang Matang menurut Allport
  1. Perluasan diri (extension of the self). 
  2. Kemampuan menjalin hubungan yang hangat dengan orang lain (Warm relating of self to other). 
  3. Memiliki orientasi yang realistik (Self Objectification). 
  4. Filsafat hidup (Philosophy of life). 
  5. Kemampuan menghindari reaksi berlebihan terhadap masalah (Emotional security). 
  6. Realistic perceptions, skill, assignments, kemampuan memandang orang, obyek dan situasi seperti apa adanya, kemampuan dan minat memecahkan masalah , memiliki keterampilan
Perkembangan Kepribadian ( Rogers )
Rogers tidak membahas teori pertumbuhan dan perkembangan dan tidak melakukan riset jangka panjang yang mempelajari hubungan anak dengan orangtuanya. Namun ia yakin adanya kekuatan tumbuh pada semua orang yang secara alami mendorong proses organism menjadi semakin kompleks, ekspansi, otonom, sosial dan secara keseluruhan semakin aktualisasi diri.

Contoh sederhana dapat dilihat sebagai berikut: seorang gadis kecil yang memiliki konsep diri bahwa ia seorang gadis yang baik, sangat dicintai oleh orangtuanya, dan yang terpesona dengan kereta api kemudian menungkapkan pada orang tuanya bahwa ia ingin menjadi insinyur mesin dan akhirnya menjadi kepala stasiun kereta api. Orang tua gadis tersebut sangat tradisional, bahkan tidak mengijikan ia untuk memilih pekerjaan yang diperutukan laki-laki. Hasilnya gadis kecil itu mengubah konsep dirinya. Dia memutuskan bahwa dia adalah gadis yang “tidak baik” karena tidak mau menuruti keinginan orang tuanya. Dia berfikir bahwa orang tuanya tidak menyukainya atau mungkin dia memutuskan bahwa dia tidak tertarik pada pekerjaan itu selamanya.

Hirarki Kebutuhan Individu ( Maslow )
Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”. Maslow membagi tingkat kebutuhan manusia menjadi sebagai berikut :

  1. Kebutuhan fisiologis 
  2.  Kebutuhan akan rasa aman 
  3. Kebutuhan sosial 
  4. Kebutuhan akan penghargaan 
  5. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Maslow menyebut teori Hirarki Kebutuhan-nya sendiri sebagai sintesis atau perpaduan teori yang holistik dinamis.Disebut demikian karena Maslow mendasarkan teorinya dengan mengikuti tradisi fungsional James dan Dewey, yang dipadu dengan unsur-unsur kepercayaan Wertheimer, Goldstein, dan psikologi Gestalt, dan dengan dinamisme Freud, Fromm, Horney, Reich, Jung, dan Adler.

Ciri-ciri Kepribadian yang Sehat ( Erich Fromm )
Dalam buku-buku Fromm berikutnya (1947, 1955, 1964), dikatakan bahwa setiap masyarakat yang telah diciptakan manusia, entah itu berupa feodalisme, kapitalisme, fasisme, sosialisme, dan komunisme, semuanya menunjukkan usaha manusia untuk memecahkan kontradiksi dasar manusia. Kontradiksi yang dimaksud adalah seorang pribadi merupakan bagian tetapi sekaligus terpisah dari alam, merupakan binatang sekaligus manusia. Sebagai binatang, orang memiliki kebutuhan-kebutuhan fisik tertentu yang harus dipuaskan.

Kepribadian yang sehat menurut Erich Fromm adalah pribadi yang produktif yaitu pribadi yang dapat menggunakan secara penuh potensi dirinya. Kepribadian yang sehat menurut Fromm ditandai beberapa hal antara lain pola hubungan yang sehat (konstruktif), bukan atas dasar ketergantungan ataupun kekuasaan dalam hubungan dengan orang lain, kelompok, dan Tuhan.

Sumber data : 
Suryabarata, Sumadi.2007.Psikologi Kepribadian.Jakarta: Raja Grafindo

Pengertian Stress 
Stress merupakan suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Dapat dikatakan juga stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi, dan lain-lain.
Menurut Hans Selye, “Stress adalah respon manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya.”

Faktor-faktor terjadinya Stress 
  1. Faktor Individu Biasanya yang menyebabkan diri individu mengalami stress berasal dari keadaan atau kondisi keluarga,seperti salah pola asuh, broken home, keadaan ekonomi yang sulit, serta kurangnya kecocokan dengan aturan keluarga. Itu semua hanya sebagian kecil faktor individu yang menyebabkan stress.
  2. Faktor Sosial Seseorang mengalami stress bukan hanya karena faktor individu saja, melainkan dikarenakan faktor sosialnya juga. Faktor sosial yang dimaksud seperti disebabkan karena bencana alam (gempa bumi, tsunami, longsor, banjir, kebakaran, dan lain-lain). Karena sebab-sebab itulah biasanya individu tersebut merasakan goncangan yang sangat kuat dan jika individu tersebut tidak bias terima keadaan tersebut maka akan menyebabkan seseorang mengalami stress.
Tipe-tipe Stress
  1. Tekanan Biasanya tekanan muncul tidak hanya dalam diri sendiri, melainkan di luar diri juga. Karena biasanya apa yang menjadi pandangan kita terkadang bertentangan dengan pandangan orang tua, itu yang terkadang menjadi salah satu tekanan psikologis bagi seorang anak yang akan menimbulkan stress pada anak tersebut.
  2. Frustasi Suatu kondisi psikologis yang tidak menyenangkan sebagai akibat terhambat nya seseorang dalam mencapai apa yang diinginkannya.
  3. Konflik Perbedaan pendapat, perbedaan cara pandang bahkan perbedaan pandangan dalam mencapai suatu tujuan itu akan menimbulkan konflik. Biasanya tidak hanya konflik dengan diri sendiri, banyak juga konflik ini terjadi antar beberapa orang, kelompok, bahkan organisasi.
  4. Kecemasan Khawatir, gelisah, takut dan perasaan semacamnya itu merupakan suatu tanda atau sinyal seseorang mengalami kecemasan. Biasanya kecemasan di timbulkan karena adanya rasa
    kurang nyaman, rasa tidak aman atau merasa terancam pada dirinya.
Pendekatan Problem Solving Terhadap Stress
Proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan masalah berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang cermat dan akurat. Atau ketika kita mendapatkan masalah dan membuat kita stress, lebih baik kita berdoa dan memohon petunjuk dari yang Maha Kuasa. Menurut Lazanus, penanganan stress atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
  1. Problem-Pocused Coping (coping yang berfokus pada masalah) Penanganan stress atau coping yang digunakan oleh individu yang mengahadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikan
  2. Emotional-Pocused Coping (coping yang berfokus pada emosi) Penanganan stress dimana individu memberikan respon terhadap situasi stress dengan cara emosional, terutama dengan penilaian defensive.
Sumber data : 
Goliszek, Andrew. 2005. :60 Second Manajemen Stres. Buana Ilmu Populer : Jakarta.

Pengertian dan Jenis-jenis Coping
Coping merupakan suatu cara menanggulangi, menerima, menguasai segala sesuatu yang bersangkutan dengan diri kita. Biasanya ketika sedang mengalami masalah lalu stress, maka kita mengendalikan emosi kita dengan menyesuaikan dengan keadaan, pengalihan atau coping.

Jenis-jenis Coping yang Konstruktif dan Positif
A. Coping yang Konstruktif 
  1. Escape Usaha untuk menghilangkan stress dengan melarikan diri dari masalah dan beralih pada hal-hal yang tidak baik, seperti merokok, narkoba, dll.
  2. Accepteance Karena tidak ada lagi yang dapat memecahkan masalah, maka lebih memilih pasrah dan menerimanya.
  3. Avoidance Individu berusaha menyanggah dan mengingkari serta melupakan masalah-masalah yang ada pada dirinya.
  4. Avoidant Coping Strategi yang dilakukan individu untuk menjauhkan diri dari sumber stress dengan cara melakukan suatu aktivitas atau menarik diri dari suatu kegiatan atau situasi yang berpotensi menimbulkan stress.
B. Coping yang Positif 
  1. Active Coping Strategi yang dirancang untuk mengubah cara pandang individu terhadap sumber stress.
  2. Problem solving focused coping Individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk mehilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress.
  3. Distancing Usaha untuk menghindari permasalahan dan menutupinya dengan pandangan yang positif dan menganggap remeh suatu masalah.
  4. Planful problem solving Individu membentuk suatu strategi dan perencanaan menghilangkan dan mengatasi stress dengan melibatkan tindakan yang teliti, hati-hati, bertahap, dan analitis.
  5. Positive Reappraisal Usaha untuk mencari makna positif dari permasalahan dengan pengembangan diri dan melibatkan hal-hal religi.
  6. Self Control Suatu bentuk dalam penyelesaian masalah dengan cara menahan diri, mengatur perasaan, tidak tergesa-gesa dan hati hati dalam mengambil tindakan.
  7. Emotion Focused Coping Melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam penyesuaian diri dengan dampak yang ditimbulkan oleh kondisi yang penuh tekanan.
  8. Seeking social support Suatu cara yang dilakukan individu dalam menghadapi maslah dengan cara mencari dukungan sosial pada keluarga atau lingkungan sekitar, berupa simpati atau perhatian.
  9. Positive Reinterpretation respon dari individu dengan cara merubah dan mengembangkan dalam kepribadiannya atau mencoba mengambil pandangan positif dari sebuah masalah.
Sumber data : 
http://azmisahabudin.wordpress.com/2011/10/17/strategi-coping-dalam-psikologi/

Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan

Pengertian Penyesuaian Diri 
Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Atas dasar pengertian tersebut dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia sanggup untuk membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya.

Penyesuaian dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai berikut :
  1. Penyesuaian berarti adaptasi dapat mempertahankan eksistensinya, atau bisa  survive dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial.
  2. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip.
  3. Penyesuaian dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respon – respon sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan dan frustasi-frustasi secara efisien. Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang adekkuat / memenuhi syarat.
  4. Penyesuaian dapat diartikan penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional maksudnya ialah secara positifmemiliki respon emosional yang tepat pada setiap situasi.
Pertumbuhan Personal
Setiap individu akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Hal tersebut membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadiannya tersebut dan keluarga adalah faktor utama yang akan sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih sering bersama dengan keluarga.
Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan personal individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat atau sosialpun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.
Setiap individu memiliki naluri yang secara tidak langsung individu dapat memperhatikan hal-hal yang berada disekitarnya apakah hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu berada di dalam masyarakat yang memiliki suatu norma-norma yang berlaku maka ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang tidak disiplin yang dalam menerapkan aturan-aturannya maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang tidak disiplin, begitupun dalam lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup keluarga yang cuek maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang cuek.

Hubungan Interpersonal 

Model dan Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal sendiri dibagi kedalam empat model. Model sendiri menurut B. Aubrey Fisher merupakan analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan unsur, sifat, atau komponen yang penting dari sebuah fenomena. Dengan kata lain model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori.
Model pertama adalah Model Pertukaran sosial( social exchange model) dimana didefinisikan secara singkat bahwa hubungan interpersonal diidentifikasikan dengan transaksi dagang. Untuk memperoleh sesuatu ada harga yang arus dibayar (cost-reward).
Model hubungan interpersonal yang kedua adalah Model Peranan (role model). Dalam model ini, hubungan interpersonal digambarkan sebagai panggung sandiwara. Individu akan dipandan baik bila dapat memainkan perana sesuai ekspektasi lawan hubungan. Bila individu tersebut bertindak jauh dari ekspektasi, maka hubungan interpersonal cenderung akan menjadi lebih renggang.
Model yang ketiga adalah Model Permainan ( games people play model). Untuk menjelaskan model ini digunakan analisis transaksional dimana manusia diklasifikasikan dalam tiga karakter, yaitu kepribadian anak-anak, dewasa, dan orang tua.
Model hubungan transaksional keempat adalah Model Interaksional. Model interaksional inilah yang akan saya jelaskan secara lebih mendalam.

Memulai Hubungan

1.Pembentukan 

Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan.
Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya. Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
a) informasi demografis
b) sikap dan pendapat (tentang orang atau objek)
c) rencana yang akan datang
d) kepribadian
e) perilaku pada masa lalu
f) orang lain serta
g) hobi dan minat.

2.Peneguhan Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah.Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:
a) keakraban
b) kontrol
c) respon yang tepat dan
d) nada emosional yang tepat.

Intimasi dan Hubungan Pribadi
Menurut Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama. Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.
Intimasi juga adalah salah satu atribut yang paling menonjol dalam suatu hubungan intim daripada hubungan pribadi yang lain. Keintiman (intimacy) sangat berkaitan dengan derajat kecintaan, kepercayaan, kepuasan, tanggung jawab dan pengertian pasangan dalam hubungan yang dekat (intim). Keintiman juga memberikan sumbangan besar dalam memenuhi kebutuhan individu dan keintiman itu pun memberikan efek positif pada kebaikan pasangan dalam suatu hubungan pertemanan (Prager & Buhrmester dalam untuk mejalin hubungan pribadi diperlukan adanya intimacy Cinta interpersonal membutuhkan tiga hal: Intimacy, Passion, dan Commitment. Perasaan dekat dan nyaman muncul dari kualitas kebersamaan yang bagus. Keberasamaan yang menciptakan Intimacy dan kenyamanan ini adalah sebuah wujud awal dari cinta yang sering disebut sebagai persahabatan atau pertemanan (Liking/Friendship).

Intimasi dan Pertumbuhan
Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena

(1) kita tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh;
(2) kita tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan;
(3) kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang rahasia;
(4) kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup
(5) kita memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus .

Sumber data : 
http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/hubungan-interpersonal.htm

Cinta dan Perkawinan 

Bagaimana memilih pasangan
Memilih pasangan atau jodoh bukan hal yang sulit jika tahu rumusnya dan akan menjadi sulit jika tidak mengetahui rumusnya. Melakukan istikharoh bagi yang muslim perlu dilakukan agar dipilihkan yang terbaik oleh yuhan. Tapi apakah kita tidak bisa menetapkan pasangan kita sendiri ? mungkin bisa tetapi tidak bisa akurat seperti yang sudah terlebih dahulu pengalaman. Pertama Tuhan adalah penguasa dan pemilik serta penentu jodoh kita. Hanya dia yang bisa menjadi pemilih yang sempurna dan paling tahu tentang calon pasangan kita. Maka kedua adalah orang-orang yang dekat dengan tuhan yang bisa menentukan pasangan yang baik untuk dipilih. ketiga dimiliki oleh orang tua kita karena faktore kasih sayang dan kesungguhannya kepada kita sehingga sangat serius untuk memilihkan kita. Bagaimana dengan diri sendiri ? kadang tidak bisa diandalkan karena kurangnya pengalaman, atau memilih karena nafsu,emosi dan kepentingan lain bukan kepentingan abadi.

Seluk buluk hubungan dalam perkawinan
Perkawinan adalah nuklus sebuah masyarakat yang melahirkan hak dan kewajiban. Karena itu, perkawinan diatur dalam sebuah hukum yang disebut hukum perkawinan.Hukum perkawinan Islam pada dasarnya adalah sebuah hukum yang bersifat diyani, tetapi kemudian dikembangkan sebagai hukum yang bersifat qadha’i berdasarkan politik hukum Islam atau as-siyâsah asy-syar‘iyyah.
Dari kasus-kasus perceraian yang diajukan ke pangadilan, tampak bahwa penyebab perceraian atau alasan-alasan yang digunakan oleh suami atau isteri cukup beragam. Penyebab atau alasan-alasan tersebut biasanya karena
  1. perlakuan yang tidak hormat atau apa yang dipandang pelecehan dari satu pihak kepada pihak yang lain. 
  2. kecemburuan salah satu pihak disebabkan kedekatan isteri atau suami dengan pria atau wanita lain 
  3. masalah anak baik anak sendiri maupun anak bawaan dari perkawinan sebelumnya  
  4. campur tangan pihak ketiga (misalnya mertua atau another man or another woman dalam kasus perselingkuhan) 
  5. masalah ekonomi 
  6. masalah isteri bekerja, dan lain-lain.
Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan
Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.

Perceraian dan Pernikahan kembali
Pernikahan bukanlah akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan.Sebagai manusia, kita memang mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi terhadap hal-hal yang baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati untuk suatu periode tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda mencintai pria yang sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan dan tanggung jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa. Itu adalah kodrat manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik yang lebih kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang pula.
Esensi dalam pernikahan adalah menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang. Untuk itu kesamaan pandangan dalam kehidupan lebih penting untuk diusahakan bersama.
Jika ingin sukses dalam pernikahan baru, perlu menyadari tentang beberapa hal tertentu, jangan biarkan kegagalan masa lalu mengecilkan hati, menikah Kembali setelah perceraian bisa menjadi kan pengalaman, tinggalkan masa lalu dan berharap untuk masa depan yang lebih baik lagi dari pernikahan sebelumnya.

Single Life 
Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang.

Persepsi masyarakat terhadap orang yang melajang, seiring dengan perkembangan jaman, juga berubah. Seringkali kita melihat seorang yang masih hidup melajang, mempunyai wajah dan penampilan di atas rata-rata dan supel. Baik pelajang pria maupun wanita, mereka pun pandai bergaul, memiliki posisi pekerjaan yang cukup menjanjikan, tingkat pendidikan yang baik.
Alasan yang paling sering dikemukakan oleh seorang single adalah tidak ingin kebebasannya dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama menikmati kebebasan bagaikan burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak pergi, tidak perlu meminta ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu kebebasan. Belum lagi jika mendapatkan pasangan yang sangat posesif dan cemburu.